Media Rusia Sebut Perang Tanpa Garis Depan Telah Terjadi di Kursk
Penguasaan wilayah Kursk Rusia oleh pasukan Ukraina menyebabkan terjadinya peperangan tanpa garis depan di wilayah perbatasan Rusia-Ukraina tersebut.
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM -- Penguasaan wilayah Kursk Rusia oleh pasukan Ukraina menyebabkan terjadinya peperangan tanpa garis depan di wilayah perbatasan Rusia-Ukraina tersebut.
Media asal Moskow, Russia Today memberitakan bahwa keberadaan pasukan Kiev di Kursk telah terkepung oleh pasukan Rusia yang bergerak dari Sumy, wilayah Ukraina yang berbatasan dengan Rusia.
Pasukan Ukraina terkepung di Sudzha yang telah dua pekan dikuasai, sementara Rusia bergerak mengepung dari beberapa arah, demikian pemberitaan Russia Today.
Baca juga: Serangan Rudal Iskander dan S-300 di Kharkov, Zelensky: Bukti Ukraina Harus Tembak Rusia Lebih Dalam
"Kondisi ini memungkinan terjadinya peperangan tanpa garis depan," tulis media tersebut.
Sementara Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengatakan bahwa setiap hari operasi di Kursk Oblast Rusia memastikan bahwa Ukraina mengisi kembali logistik dan pertukaran pasukan.
"Ada pembaruan tentang operasi di Kursk Oblast – setiap hari berkontribusi untuk mengisi kembali "dana pertukaran" kami. Saya berterima kasih kepada setiap unit kami untuk ini," kata Zelensky dikutip Ukrinform.
Baca juga: Perang Rusia-Ukraina Hari ke-922: Helikopter Ukraina Jatuh saat Latihan Militer, 2 Awak Tewas
Tentara Bayaran AS
Sementara Rusia menuding Ukraina menyertakan sejumlah pasukan bayaran dari Amerika Serikat yang dilibatkan dalam invasi di Kursk.
"Pekerjaan ini bersifat permanen dan dilakukan melalui berbagai arah dan di semua tingkatan," kata Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Ryabkov kepada TASS, Senin (2/9/2024).
Rusia telah mencurigai keterlibatan tentara bayaran asing dalam serangan di Kursk.
"Tentara bayaran Amerika telah secara demonstratif mengunggah gambar posisi mortir di sebelah taman bermain anak-anak di wilayah Kursk secara daring," kata Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova.
Rusia pun dituding telah mengirimkan ratusan pasukan bayaran dari PMC BEAR. Pasukan ini dipindahkan dari Burkina Faso, Afrika, ke Kursk untuk mengendalikan keamanan di Kursk.