Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Penemuan 6 Jasad Tawanan Israel Picu Aksi Buruh, Serikat Buruh Israel Umumkan Mogok Massal

Serikat buruh nasional Israel mengumumkan pemogokan umum setelah sejumlah tawanan ditemukan tewas di Gaza.

Penulis: Muhammad Barir
zoom-in Penemuan 6 Jasad Tawanan Israel Picu Aksi Buruh, Serikat Buruh Israel Umumkan Mogok Massal
X/JoshBreiner
Puluhan ribu warga Israel berdemonstrasi Minggu (1/9/2024) malam ini di Tel Aviv untuk memprotes langkah pemerintah Netanyahu yang menunda kesepakatan penyanderaan Gaza 

Namun, seorang pejabat senior Hamas menyatakan pada hari Minggu bahwa para sandera tewas akibat serangan udara Israel yang terus berlanjut di Jalur Gaza.

Sebelum penemuan itu, Israel mengatakan bahwa 107 sandera masih berada di Gaza, beberapa di antaranya diyakini telah terbunuh.

Hamas mengatakan bahwa puluhan sandera terbunuh oleh serangan udara Israel yang menargetkan Gaza.

Serangan Israel terhadap Gaza, yang terus berlanjut sejak serangan Hamas pada 7 Oktober, telah mengakibatkan hampir 40.700 kematian warga Palestina, sebagian besar adalah wanita dan anak-anak, menurut otoritas kesehatan setempat.

Konflik tersebut juga telah membuat Gaza hancur, dengan kekurangan makanan, air bersih, dan obat-obatan yang parah.

Israel menghadapi tuduhan genosida di Mahkamah Internasional, yang telah memerintahkan penghentian segera operasi militer di Rafah, tempat lebih dari satu juta warga Palestina mencari perlindungan.

Jenazah 6 sandera Israel ditemukan di Jalur Gaza selatan

Tentara Israel mengumumkan pada hari Minggu bahwa jasad enam orang yang disandera pada 7 Oktober ditemukan dan ditemukan Sabtu malam dari Rafah, sebuah kota di Jalur Gaza selatan, Anadolu Agency melaporkan.

Berita Rekomendasi

Militer mengidentifikasi korban tewas sebagai Carmel Gat, Eden Yerushalmi, Hersh Goldberg-Polin, Alexander Lobanov, Almog Sarusi, dan Sersan Mayor Ori Danino.

Dalam perkembangan terpisah, Forum Sandera dan Keluarga Hilang secara langsung mengkritik Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, memintanya bertanggung jawab atas kematian enam sandera.

"Jika bukan karena para penyabotase, alasan-alasan, dan pemutarbalikan fakta, para sandera yang kematiannya kita ketahui pagi ini mungkin masih hidup," kata forum itu dalam sebuah pernyataan di X.

Pernyataan itu berlanjut, "Netanyahu: cukup sudah alasan-alasannya. Cukup sudah pemutarbalikan faktanya. Cukup sudah penelantaran. Waktunya telah tiba untuk membawa pulang para sandera kita — mereka yang hidup untuk direhabilitasi dan mereka yang gugur dan terbunuh untuk dimakamkan di tanah mereka."

Selama berbulan-bulan, upaya diplomatik yang dipimpin oleh Amerika Serikat, Qatar, dan Mesir bertujuan untuk menengahi kesepakatan antara Israel dan Hamas guna memfasilitasi pertukaran tahanan dan menetapkan gencatan senjata.

Upaya ini juga berupaya untuk mengizinkan bantuan kemanusiaan masuk ke Gaza. Namun, negosiasi terhenti, sebagian besar karena penolakan Netanyahu untuk menghentikan kampanye militer yang sedang berlangsung.

Serangan Israel di Jalur Gaza, yang meningkat setelah serangan oleh kelompok Palestina Hamas pada 7 Oktober, terus berlanjut meskipun ada resolusi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa yang menyerukan gencatan senjata segera.

Konflik tersebut telah mengakibatkan hampir 40.700 kematian warga Palestina, sebagian besar adalah wanita dan anak-anak, dan lebih dari 94.000 orang cedera, menurut otoritas kesehatan setempat.

Blokade Gaza yang terus berlanjut telah memperburuk krisis kemanusiaan, menyebabkan kekurangan makanan, air bersih, dan obat-obatan, serta menyebabkan sebagian besar wilayah hancur.

Israel saat ini menghadapi tuduhan genosida di Mahkamah Internasional, yang telah mengeluarkan perintah untuk menghentikan operasi militer di Rafah, tempat lebih dari satu juta warga Palestina mencari perlindungan sebelum kota itu diserbu pada 6 Mei.

SUMBER: THE CRADLE, MIDDLE EAST MONITOR

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas