Salvo Roket Guyur Galilea Atas, Kepala Unit 8200 Israel Mundur Seminggu Setelah Pembalasan Hizbullah
Unit 8200 dari Direktorat Intelijen Militer Israel berperan penting dalam keamanan Israel, sebanding dengan Badan Keamanan Nasional Amerika (NSA)
Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
Salvo Roket Guyur Galilea Atas, Kepala Unit 8200 Israel Mundur Seminggu Setelah Pembalasan Hizbullah
TRIBUNNEWS.COM - Media Israel, The Times of Israel, melaporkan kalau serangkaian roket ditembakkan dari Lebanon ke wilayah pendudukan di Galilea Atas, Minggu (1/9/2024).
Serangan salvo roket ini memicu sirene peringatan di beberapa komunitas.
"Tidak ada laporan langsung tentang korban luka," kata laporan tersebut dikutip Senin (2/9/2024).
Baca juga: Perlawanan Irak Tembaki Pembangkit Listrik Israel di Haifa, Hizbullah Lumpuhkan Radar IDF di Glilot
Eskalasi ini memperpanjang konflik Israel dan gerakan perlawanan Lebanon, Hizbullah di sepanjang garis perbatasan dua negara sejak 8 Oktober silam.
Hizbullah menyatakan, serangan-serangan lintas-teritorial ini merupakan bentuk dukungan terhadap perjuangan milisi perlawanan Palestina di Gaza dan belakangan di Tepi Barat atas pendudukan dan agresi militer Israel.
Hizbullah juga menyebut, serangan-serangan tersebut merupakan respons (pembalasan) atas agresi dan bombardemen Israel ke kota-kota di Lebanon Selatan.
Kepala Unit 8200 Intelijen Israel Mundur
Terkait serangan lintas-teritorial, Hizbullah melancarkan serangan pembalasan besar-besaran atas pembunuhan Fuad Shukr, komandan senior mereka, yang tewas karena serangan udara Israel di Beirut akhir Juli lalu.
Seminggu setelah pembalasan Hizbullah, kepala Unit 8200 mengundurkan diri Yossi Sariel akan mengundurkan diri dari jabatannya sebagai kepala unit pengumpulan intelijen tertinggi rezim Israel, menurut laporan situs berita Israel Walla.
Kepala pasukan pendudukan Israel (IDF) Unit 8200 dan perancang Kecerdasan Buatan (AI) militer mereka, Brigadir Jenderal Yossi Sariel, diperkirakan akan mengundurkan diri dalam beberapa minggu mendatang, menurut Walla.
Hampir 11 bulan setelah unit yang dipimpin Sariel gagal memperingatkan komando militer Israel tentang Operasi Banjir Al-Aqsa pada 7 Oktober 2023, sang jenderal akhirnya mengundurkan diri.
"Unit yang telah menjadi merek internasional itu seharusnya menjalani rehabilitasi setelah krisis besar," kata seorang pejabat keamanan Israel kepada Walla.
Unit 8200 dari Direktorat Intelijen Militer Israel, yang dikenal karena keahliannya dalam intelijen sinyal (SIGINT) dan dekripsi kode, kontraintelijen, perang siber, intelijen militer, dan pengawasan, memainkan peran penting dalam keamanan Israel dan sebanding dengan Badan Keamanan Nasional Amerika Serikat (NSA).
Unit 8200 juga merupakan pengumpul intelijen terbesar IDF dan telah mengalami pergolakan revolusioner di bawah Sariel, yang mendorong integrasi AI ke dalam fungsi pasukan.