Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Media Inggris: Pembebasan Nelson Mandela Palestina Bisa Akhiri Perang Gaza

Marwan Barghouti disiksa di penjara Israel dengan cara disorot cahaya terang ke mukanya, mendengarkan lagu kebangsaan Israel dengan keras berjam-jam

Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
zoom-in Media Inggris: Pembebasan Nelson Mandela Palestina Bisa Akhiri Perang Gaza
ABBAS MOMANI / AFP
Seorang pria mengangkat plakat yang menampilkan pemimpin Fatah Marwan Barghouti yang dipenjara, di luar markas besar Komite Palang Merah Internasional di kota Ramallah di Tepi Barat yang diduduki, pada 2 Agustus 2022. 

Surat kabar tersebut mengutip seorang diplomat Barat – yang namanya tidak disebutkan – yang menggambarkan Barghouti sebagai “tahanan politik paling penting di dunia saat ini.”

Dia menambahkan, mengutip Dr Julie Norman, profesor politik dan hubungan internasional di Universitas London dan penulis buku tentang tahanan Palestina, dia berharap pembebasannya akan menjadi titik balik dalam politik dan nasionalisme Palestina.

Seperti pemimpin Afrika Selatan Nelson Mandela, Barghouti sejauh ini menghabiskan sekitar 22 tahun di penjara Israel.

Surat kabar tersebut mengutip data sebuah asosiasi yang peduli dengan urusan tahanan Palestina yang mengatakan bahwa 600 orang meninggal di Tepi Barat sejak tanggal 7 Oktober dan 9.000 lainnya ditangkap. Menurut Sunday Times angka ini merupakan jumlah terbesar dalam 15 tahun terakhir.

Arab mengatakan orang-orang seperti Barghouti yang sekarang ditahan, seperti di penjara Megiddo yang terkenal kejam, diperlakukan secara sangat buruk.

Dia menyatakan keyakinannya kalau apa yang terjadi pada para tahanan tidak diketahui, dan menambahkan:

"Saya belum pernah melihat otoritas penjara Israel bertindak begitu gila atau menunjukkan ketidakmanusiawian seperti itu."

Pembunuhan Tahanan, Siksaan Tidak Manusiawi

Berita Rekomendasi

Dia menambahkan bahwa banyak tahanan Palestina yang dibebaskan hanya dapat diidentifikasi dengan susah payah karena berat badan mereka telah turun banyak, dan ada sekitar 55 hingga 60 kasus pembunuhan tahanan yang terdokumentasi sejak 7 Oktober.

“Kami sangat khawatir mereka akan membunuh ayah saya,” lanjutnya.

Dia menjelaskan, Direktur Penjara Megiddo memasuki sel Al-Barghouti setelah tanggal 7 Oktober dan memerintahkan dia untuk meletakkan tangannya di belakang punggung sehingga dia akan terlihat menyerah di depan sesama tahanan lainnya.

Direktur penjara mengatakan kepada para tahanan, "Selama saya membuat pemimpin kalian menyerah seperti ini, saya bisa membuat kalian semua menyerah."

Namun Arab mengatakan kalau ayahnya menolak untuk meletakkan tangannya di belakang punggungnya, “sehingga mereka memaksanya dan membuat bahunya terkilir.”

Anak laki-laki tersebut mengungkapkan kalau sipir penjara Israel terus memindahkan ayahnya ke 4 atau 5 penjara, menyiksanya dengan mengarahkan cahaya terang ke wajahnya di selnya, dan memasang pengeras suara di pintu untuk membuatnya mendengarkan lagu kebangsaan Israel dengan keras selama berjam-jam sehingga dia tidak bisa tidur.

Arab kemudian mengungkapkan keadaan penahanan ayahnya, dengan mengatakan: “Pada awal Maret, penjaga penjara menyerang dan memukuli wajah dan bahunya,”.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas