Benny Gantz: Netanyahu Harus Mundur, Eks Kepala Tentara Sebut Keamanan Israel Terancam
Benny Gantz menyerukan penutupan Gaza dari Mesir tetapi menentang pernyataan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu
Penulis: Facundo Chrysnha Pradipha
Editor: Bobby Wiratama
"Netanyahu tidak lagi mampu menghadapi ancaman eksistensial yang nyata." Katanya.
Kantor Perdana Menteri (PMO) menanggapi Selasa malam dengan membela catatan Netanyahu. "Realitas berbicara sendiri," kata PMO.
"Sejak Gantz dan partainya meninggalkan pemerintahan, Israel telah menyingkirkan kepala staf Hamas dan Hizbullah, menyerang Houthi, merebut Koridor Philadelphia, dan melakukan serangan pendahuluan terhadap Hizbullah, menggagalkan rencananya dan menghancurkan ribuan roket yang ditujukan ke Galilea. Siapa pun yang tidak berkontribusi pada kemenangan dan pengembalian para sandera sebaiknya tidak ikut campur."
Netanyahu Minta Maaf
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu melayangkan permintaan maaf kepada keluarga sandera korban pembunuhan pada beberapa waktu lalu.
Pada Senin (2/9/2024), Netanyahu menghubungi sejumlah keluarga sandera yang terbunuh.
Ia mengatakan, meminta maaf kepada mereka karena tidak membawa pulang orang yang mereka cintai.
“Kami hampir berhasil, tetapi kami tidak berhasil,” katanya dalam konferensi pers di Yerusalem, diberitakan independent.
Permintaan maaf tersebut dilakukan setelah ribuan warga Israel turun ke jalan untuk hari kedua berturut-turut dalam kesedihan dan kemarahan setelah enam sandera ditemukan tewas di Gaza.
Netanyahu memulai konferensi pers hari Senin dengan berdiri di depan peta kasar Gaza dan menyoroti pentingnya strategis koridor yang telah menjadi titik kritis utama dalam negosiasi gencatan senjata.
Setop Kirim Senjata
Pemerintah Perdana Menteri Inggris Keir Starmer mengatakan pada hari Senin, Inggris menangguhkan ekspor beberapa senjata ke Israel karena dapat digunakan untuk melanggar hukum internasional.
Hal ini sebagai sebuah tindakan dengan dampak militer terbatas yang dimaksudkan untuk meningkatkan tekanan oleh sekutu Israel yang frustrasi agar mengakhiri perang di Gaza.
Dikabarkan LiveMint, Menteri Luar Negeri David Lammy mengatakan pemerintah Inggris telah menyimpulkan bahwa ada “risiko yang jelas” bahwa beberapa barang dapat digunakan untuk “melakukan atau memfasilitasi pelanggaran serius terhadap hukum humaniter internasional.”
Ia memberi tahu para anggota parlemen bahwa keputusan tersebut terkait dengan sekitar 30 dari 350 lisensi ekspor yang ada untuk peralatan yang dinilai akan digunakan dalam konflik saat ini di Gaza.
Baca juga: Seberapa Besar Dampak Demo di Israel dan Adakah Peluang untuk Gencatan Senjata Israel-Hamas?
Termasuk suku cadang untuk pesawat militer, helikopter, dan pesawat tanpa awak, beserta barang-barang yang digunakan untuk penargetan darat.