Benny Gantz: Netanyahu Harus Mundur, Eks Kepala Tentara Sebut Keamanan Israel Terancam
Benny Gantz menyerukan penutupan Gaza dari Mesir tetapi menentang pernyataan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu
Penulis: Facundo Chrysnha Pradipha
Editor: Bobby Wiratama
Pemerintahan Buruh kiri-tengah Inggris di bawah Starmer, yang terpilih pada bulan Juli, telah menghadapi tekanan dari beberapa anggotanya sendiri dan anggota parlemen untuk memberikan tekanan lebih besar kepada Israel agar menghentikan kekerasan.
Dalam pemilihan tersebut, partai tersebut kehilangan beberapa kursi yang diharapkan akan dimenangkannya oleh para independen pro-Palestina setelah Starmer awalnya menolak menyerukan gencatan senjata menyusul pembalasan Israel setelah 7 Oktober.
Berbeda dengan sikap pendahulunya dari Partai Konservatif, pemerintahan Starmer mengatakan pada bulan Juli bahwa Inggris tidak akan campur tangan dalam permintaan Pengadilan Kriminal Internasional untuk surat perintah penangkapan terhadap Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.
Starmer juga memulihkan pendanaan untuk badan bantuan Palestina PBB UNRWA, yang telah ditangguhkan oleh pemerintahan Perdana Menteri Konservatif Rishi Sunak pada bulan Januari.
Lammy, yang telah mengunjungi Israel dua kali dalam dua bulan terakhir sebagai bagian dari upaya Barat untuk mendorong gencatan senjata, mengatakan bahwa dia adalah seorang Zionis dan “sahabat Israel,” tetapi menyebut kekerasan di Gaza “mengerikan.”
"Tindakan Israel di Gaza terus menyebabkan hilangnya nyawa warga sipil dalam jumlah besar, kerusakan luas pada infrastruktur sipil, dan penderitaan luar biasa," katanya.
(Tribunnews.com/ Chrysnha)