Jadwal Padat Paus Fransiskus di Indonesia di Usia 87 Tahun
Pemimpin Tertinggi Gereja Katolik se-Dunia dan Kepala Negara Vatikan Paus Fransiskus akan memulai Perjalanan Apostoliknya yang ke-45 ke luar negeri.
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemimpin Tertinggi Gereja Katolik se-Dunia dan Kepala Negara Vatikan Paus Fransiskus akan memulai Perjalanan Apostoliknya yang ke-45 ke luar negeri.
Kunjungan 12 hari ke empat negara di Asia dan Oseania akan dimulai dari Indonesia.
"Dan ini menjadi kunjungan terlama yang pernah dilakukan Paus Fransiskus sebagai Penerus Petrus," demikian Vatikan News memberitakan.
Paus Fransiskus tiba di Indonesia kemarin dalam rangka memulai lawatannya ke Asia-Pasifik.
Setelah penerbangan semalaman dari Roma, Paus Fransiskus keluar pesawat komersial yang membawanya menggunakan kursi rodanya.
Indonesia adalah tempat perhentian pertama dalam perjalanan melelahkan bagi pria berusia 87 tahun itu.
Selain ke Indonesia, Paus Fransiskus juga akan ke Papua Nugini, Timor Timur, dan Singapura.
Paus berharap dapat meningkatkan kerukunan antaragama antara umat Katolik dan Muslim di negara tersebut.
Menurut Newsweek, ada kekhawatiran yang berkembang mengenai kesehatan Paus sejak Paskah.
Ketika ia memilih untuk melewatkan pembacaan homili pada menit terakhir pada Misa Minggu Palma yang diadakan di Lapangan Santo Petrus.
Jadwal Padat
Paus Fransiskus akan melakukan aktivitas yang cukup padat selama di Jakarta.
Paus akan bertemu dengan sekelompok pengungsi, migran dan orang sakit di kediaman Vatikan di Jakarta pada Selasa malam.
Pada hari Rabu kami akan mengunjungi para pemimpin politik negara ini dan mengadakan pertemuan dengan pendeta Indonesia yang membantu mendorong pertumbuhan Gereja Katolik di Asia.
Presiden Indonesia Joko Widodo menyambut kedatangan Paus Fransiskus dengan mengatakan dalam pernyataan siaran bahwa "Indonesia dan Vatikan memiliki komitmen yang sama untuk membina perdamaian dan persaudaraan, serta menjamin kesejahteraan umat manusia."
Pada hari Kamis, Paus akan berpartisipasi dalam pertemuan lintas agama di masjid Istiqlal Jakarta dengan perwakilan dari enam agama yang diakui secara resmi di Indonesia: Islam, Buddha, Konghucu, Hindu, Katolik, dan Protestan.
Masjid ini merupakan masjid terbesar di Asia Tenggara, dan terletak di seberang katedral Katolik utama ibu kota, Our Lady of Assumption, cukup dekat sehingga azan dapat didengar selama Misa.
Kedua bangunan tersebut dihubungkan oleh "Terowongan Persahabatan" bawah tanah yang akan dikunjungi Fransiskus bersama imam besar, Nasaruddin Umar, sebelum mereka menandatangani deklarasi bersama.
Ribuan orang diperkirakan akan menghadiri acara Fransiskus minggu ini.
Termasuk Misa pada Kamis sore di stadion utama Jakarta yang diperkirakan akan menarik sekitar 80.000 orang.
"Ini merupakan sebuah kebahagiaan bagi negara kami, khususnya bagi kami umat Katolik," kata Elisabeth Damanik, seorang ibu rumah tangga berusia 50 tahun di luar Misa yang dihadiri banyak orang pada hari Minggu di Our Lady of the Assumption.
"Semoga kunjungan Paus dapat membangun toleransi beragama di negara kita tercinta, Indonesia."
Ada juga harapan bahwa Fransiskus, yang dikenal karena advokasi lingkungannya, akan berbicara tentang masalah polusi udara di Jakarta, yang disebabkan oleh pembangkit listrik tenaga batu bara, gas buang kendaraan, pembakaran sampah, dan pabrik.
"Polusi di Jakarta sudah pada tingkat yang mengkhawatirkan. Itulah sebabnya kehadiran Paus dapat memberikan manfaat dalam pembahasan isu lingkungan," kata pekerja pemerintah Erik Sebastian Naibaho, 26 tahun.
Terus Menjaga Kesehatan
Paus Fransiskus tidak menghadiri sejumlah acara Paskah tahun ini, termasuk prosesi Jalan Salib Jumat Agung di Roma.
Ia melewatkan upacara tersebut untuk "menjaga kesehatannya," menurut Vatikan, dalam pengumuman yang dibuat dalam sebuah posting Telegram hanya lima menit sebelum prosesi.
Pada awal bulan Maret, Paus meminta seorang pembantu untuk membacakan dua pidato yang seharusnya disampaikannya karena ia menderita bronkitis.
Sebelumnya, pada tanggal 24 Februari, ia membatalkan beberapa jadwalnya karena apa yang dijelaskan Vatikan sebagai flu ringan yang kemudian membuatnya dibawa ke rumah sakit untuk menjalani tes.
Namun, pemimpin Katolik itu telah menepis gagasan mengundurkan diri dari kepausan seperti pendahulunya, Paus Benediktus XVI, yang menjadi orang pertama yang melakukannya dalam hampir 600 tahun pada usia 85 tahun.
Kunjungan Paus Fransiskus
Paus Fransiskus melakukan tur Asia-Pasifik sejauh 32.000 kilometer (km) dari Vatikan, ketika usianya menginjak 87 tahun dan berulang kali diterpa berbagai penyakit.
Ada empat negara yang dikunjunginya selama 12 hari.
Berangkat dari Vatikan pada 1 September 2024, tujuan pertamanya adalah Indonesia pada Selasa (3/9/2024), dan berakhir di Singapura tanggal 13 September.
Tur terjauh dan terlama baginya selama 11 tahun memimpin Gereja Katolik sedunia ini sekaligus menepis keraguan masyarakat tentang kondisinya.
Sebab, dalam beberapa tahun terakhir Paus kelahiran Argentina itu mengalami berbagai masalah kesehatan.
Spekulasi sempat merebak bahwa ia mungkin akan mengundurkan diri dari kepala Gereja Katolik, tetapi hingga kini belum ada tanda-tanda bakal melakukannya.
Kantor berita AFP melaporkan, mobilitas Paus Fransiskus jelas menurun dalam beberapa tahun terakhir.
Sejak 2022, ia mengandalkan kursi roda untuk mengatasi nyeri lutut dan linu panggul yang berulang kali kumat, atau nyeri saraf.
Paus bernama asli Jorge Mario Bergoglio ini pun harus naik eskalator untuk naik pesawat. Dia juga lebih banyak duduk—tak lagi berdiri—saat konferensi pers setelah kunjungan luar negeri.
Juru bicara Vatikan yakni Matteo Bruni pada Jumat (30/8/2024) mengatakan, Sri Paus akan tur Asia-Pasifik hanya dengan dokter pribadi serta dua perawat, dan itu adalah hal biasa.
Ia menambahkan, "Tidak ada tindakan pencegahan tambahan karena yang ada sekarang sudah cukup untuk setiap kunjungan apostolik."
Namun, Vatikan tidak memberikan rincian lebih lanjut tentang tindakan pencegahan lainnya terkait kesehatan Paus Fransiskus, seperti kemungkinan penunjukan rumah sakit setempat.
Contohnya saat kunjungan Paus Fransiskus ke Afrika pada awal 2023, ada ambulans dengan peralatan lengkap yang mengikutinya untuk langsung memberi pertolongan jika diperlukan.
Beberapa minggu lalu, hanya sedikit pengamat yang merasa Paus Fransiskus mampu melakukan tur jauh ke Asia-Pasifik. Beberapa orang lainnya khawatir.
Alasannya adalah kondisi kesehatan Paus yang sudah menurun, berulang kali diterpa berbagai penyakit sehingga harus menunda bahkan membatalkan sejumlah agenda.
Contohnya saat Paskah, Paus Fransiskus menarik diri dari beberapa acara karena merasa letih akibat flu yang tak kunjung sembuh.
Beberapa bulan sebelumnya, bronkitis menyebabkan pembatalan kunjungan ke perundingan iklim (COP) yang diadakan PBB di Dubai.
Sementara itu pada Juni 2023, Paus Fransiskus menjalani operasi hernia yang membuatnya dirawat di rumah sakit selama sepuluh hari.
Kini pertanyaan pun mengemuka. Bisakah Paus Fransiskus yang tiga bulan lagi berulang tahun ke-88 tetap beraktivitas cepat, dengan jadwal 16 pidato, pertemuan-pertemuan, serta beraneka upacara di empat negara tujuan?
"Paus masih percaya kita perlu melangkah lebih jauh," kata seorang diplomat senior Vatikan kepada AFP.
"Dia merasa mampu melakukan kunjungannya tahun ini. Tahun depan belum tentu," pungkasnya.
Senyum dan Terus Menyapa
Meski demikian saat tiba di Indonesia Paus Fransiskus terus menyapa warga.
Meskipun pemimpin Gereja Katolik berusia 87 tahun itu menempuh perjalanan selama 13 jam.
Dalam perjalanan dari bandara ke Kedubes Vatikan di Jakarta, Paus Fransiskus duduk di depan mobil itu di sebelah sopir.
Paus Fransiskus beberapa kali melambaikan tangan ke luar jendela dan tersenyum.
Saat mobil yang ditumpangi berjalan, kaca bening mobil belum juga ditutup.
Dia masih terus melambaikan tangan.
Dalam 3 hari ke depan jadwal Paus Fransiskus sangat padat di Jakarta.
Rabu (4/9/2024)
Pukul 09.30 WIB: upacara penyambutan resmi di pelataran Istana Merdeka
Pukul 10.00 WIB: kunjungan kehormatan kepada Presiden Jokowi di Istana Merdeka
Pukul 10.35 WIB: pertemuan dengan kalangan pemerintah, masyarakat sipil, dan korps diplomatik di Aula Istana Negara
Pukul 11.30 WIB: pertemuan secara pribadi dengan anggota Serikat Jesuit di Kedutaan Besar Vatikan
Pukul 16.30 WIB: pertemuan dengan para uskup, imam, diakon, biarawan-biarawati, seminaris, dan katekis di Gereja Katedral Santa Maria Diangkat ke Surga, Jakarta
Pukul 17.35 WIB: pertemuan dengan kaum muda dari Scholas Occurantes di Youth Center Graha Pemuda, Kompleks Katedral Jakarta.
Kamis (5/9/2024)
Pukul 09.00 WIB: pertemuan dengan para tokoh lintas agama di Masjid Istiqlal
Pukul 10.15 WIB: pertemuan dengan penerima manfaat organisasi amal di Kantor Pusat Konferensi Waligereja Indonesia
Pukul 17.00 WIB: misa akbar di GBK.
Jumat (6/9/2024)
Pukul 09.15 WIB: upacara di Bandara Internasional Soekarno-Hatta
Pukul 09.45 WIB: keberangkatan dengan pesawat dari Bandara Internasional Soekarno-Hatta Jakarta menuju Port Moresby, Papua Nugin
Sumber: AP/Newsweek