Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Netanyahu Dituding Cari 'Kemenangan Palsu', Perang Israel di Gaza Disebut Mirip Perang Nazi

Pejabat Hamas mengatakan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu tengah mencari 'kemenangan palsu' di Jalur Gaza.

Penulis: Febri Prasetyo
Editor: Pravitri Retno W
zoom-in Netanyahu Dituding Cari 'Kemenangan Palsu', Perang Israel di Gaza Disebut Mirip Perang Nazi
Times of Israel/Dudu Bachar
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyatakan menolak proposal gencatan senjata di Gaza yang mengakhiri perang dengan Hamas seperti usulan yang disampaikan Amerika Serikat kepadanya. 

TRIBUNNEWS.COMHamas mengklaim Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, sedang mencari "kemenangan palsu" di Jalur Gaza.

Akan tetapi, menurut Hamas, Netanyahu gagal "menjual" kemenangan itu kepada warga Israel.

Hamas menyampaikan hal itu melalui akun resmi mereka di media perpesanan Telegram, Senin (2/9/2024).

Klaim itu adalah tanggapan Hamas atas pernyataan Netanyahu yang menyalahkan Hamas dalam kasus kematian enam sandera. Netanyahu juga bersumpah akan melanjutkan perang di Gaza.

"Si penjahat Netanyahu memikul tanggung jawab atas hidup dan keamanan para sandera yang ditahan oleh kelompok perlawanan ini," kata Izzat al-Rishq, anggota Biro Politik Hamas, dikutip dari The New Arab.

"Terlepas dari komitmen Hamas dalam hal keamanan sandera dan perlakuan baik kepada mereka, dia (Netanyahu) terus bersikeras untuk membunuh mereka dan mengabaikan kondisi mereka."

Adapun pada Senin malam, Netanyahu menggelar konferensi pers khusus untuk menanggapi aksi protes besar-besaran di Israel.

BERITA TERKAIT

Dalam aksi itu, para pengunjuk rasa meminta Netanyahu segera menyetujui kesepakatan gencatan senjata dan pembebasan sandera di Gaza.

Pada hari yang sama, Presiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden, mengkritik Netanyahu yang tak melakukan cukup upaya untuk mewujudkan gencatan senjata.

Unjuk rasa dan kritik belum bisa mengubah pendirian Netanyahu. Pemimpin Zionis itu masih bersumpah akan melanjutkan perang di Gaza.

Di samping itu, dia juga menolak menyerahkan kendali atas Koridor Philadelphi di sepanjang perbatasan Gaza-Mesir.

Baca juga: Demo Ricuh di Tel Aviv, Massa Ingin Pertukaran Sandera serta Netanyahu Mundur, Bentrok dengan Polisi

"Poros kejahatan Iran memerlukan Koridor Philadelphi. Iran harus mengontrolnya," ujar Netanyahu.

Pernyataan PM Israel dibalas oleh al-Rishq.

"Pernyataan Netanyahu adalah lontaran kata-kata dari orang putus asa yang mencari kemenangan palsu, yang gagal dia jual kepada rakyatnya, bahkan setelah perang selama 11 bulan seperti Nazi, melawan rakyat kami di Jalur Gaza," ujar al-Rishq.

"Pernyataan Netanyahu hari ini mengonfirmasi bahwa dia adalah satu-satunya orang yang menghalangi kesepakatan pertukaran tawanan dan gencatan senjata."

Hamas sudah meminta Israel manarik penuh pasukannya dan berkomitmen melakukan gencatan senjata permanen. Namun, Netanyahu menolak kedua permintaan itu.

Kematian enam sandera di Gaza memuat warga Israel mengamuk. Mereka melancarkan aksi unjuk rasa besar-besaran dan pemogokan untuk mengecam Netanyahu.

Mereka meminta perdana menteri sayap kanan itu segera menyetujui kesepakatan gencatan senjata.

Hamas menyebut warga Israel yang disandera akan berada "di dalam peti mati" jika Israel meneruskan serangan militer besarnya.

Al-Araby Al-Jadeed menyebut setidaknya ada tiga sandera yang masih hidup pada Sabtu malam. Ada kemungkinan besar mereka tewas saat misi penyelamatan yang dilakukan Israel.

Militer Israel bisa hancur jika terus berperang

Berkebalikan dengan Netanyahu, seorang pensiunan jenderal Israel bernama Yizhak Brik meminta Israel segera menyetujui gencatan senjata.

Baca juga: Palestina Kecam Peta Israel Tanpa Tepi Barat: Netanyahu Niat Caplok Wilayah Kami

Brik mengatakan pasukan Israel akan hancur jika terus melawan Hamas di Jalur Gaza.

Hal itu disampaikan Brik dalam kolom opini di salah satu media ternama Israel, Haaretz, Selasa (3/9/2024).

Awalnya, Brik mengkritik pendapat beberapa orang yang mengatakan penarikan mundur pasukan Israel dari Gaza setelah kesepakatan gencatan senjata adalah suatu kekalahan.

Brik menyebut pendapat itu didukung oleh para pejabat militer dan politik yang ingin perang di Gaza dilanjutkan.

Menurut Brik, orang-orang itu justru akan membawa militer Israel kepada kekalahan dan membuat Israel berada dalam kejatuhan.

"Tujuan perang itu, yakni menghancurkan Hamas dan membebaskan semua sandera dengan tekanan militer, belum tercapai," ujar Brik.

"Jika kita terus bertempur di Gaza dengan menyerbu dan kembali menyerbu target yang sama, itu tidak hanya gagal menghancurkan Hamas, tetapi kita akan menghancurkan diri sendiri."

Oleh karena itu, Brik mendesak Netanyahu agar segera menghentikan perang.

(Tribunnews/Febri)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas