Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Meta Melunak, Frasa 'dari Sungai hingga ke Laut' Tak Lagi Disensor di Facebook dan Instagram

Dewan pengawas independen Meta memutuskan untuk tak menyensor ketat sejumlah frasa atau kata yang digunakan oleh para pendukung Palestina di medsos

Penulis: Bobby W
Editor: Garudea Prabawati
zoom-in Meta Melunak, Frasa 'dari Sungai hingga ke Laut' Tak Lagi Disensor di Facebook dan Instagram
Celal Gunes / Anadolu via AFP
Seorang mahasiswa pro-Palestina memegang plakat bertuliskan ''Dari sungai hingga laut, Palestina akan bebas'' di depan Gedung Putih di Washington D.C., Amerika Serikat pada 24 Mei 2024 

TRIBUNNEWS.COM - Meta selaku perusahaan pemilik media sosial Instagram dan Facebook mulai melakukan perubahan kebijakan moderasi konten terkait Palestina.

Hal ini diungkapkan oleh Dewan pengawas independen Meta yang memutuskan untuk tak menyensor ketat sejumlah frasa atau kata yang digunakan oleh para pendukung Palestina di media sosial.

Satu frasa yang menjadi sorotan utama adalah kalimat “dari sungai ke laut”.

Frasa ini merujuk pada area geografis antara Sungai Yordan dan Laut Mediterania, yang mencakup Israel, Tepi Barat yang diduduki, dan Jalur Gaza.

Frasa ini sering digunakan sebagai bentuk solidaritas dengan Palestina yang kerap menuai kecaman dari sejumlah warga di Israel.

Melalui keputusan pada hari Rabu (4/9/2024) Meta menilai frasa tersebut tidak dengan sendirinya melanggar kebijakan perusahaan.

“Dalam mempertahankan keputusan Meta untuk mempertahankan konten tersebut, mayoritas dewan mencatat bahwa frasa tersebut memiliki banyak makna dan digunakan oleh orang-orang dengan berbagai cara dan niat yang berbeda,” kata panel tersebut.

BERITA TERKAIT

“Secara khusus, ketiga konten tersebut mengandung tanda-tanda kontekstual solidaritas dengan Palestina – tetapi tidak ada bahasa yang menyerukan kekerasan atau pengecualian,” tambahnya.

Sebelumnya, pejabat Israel dan kelompok pro-Israel telah menuduh bahwa frasa tersebut adalah seruan terselubung untuk kekerasan.

Mereka juga mengatakan frasa "dari sungai ke laut" adalah seruan “anti-Semit” yang mengajak pembunuhan atau penghapusan orang-orang Yahudi.

Meskipun demikian, beberapa pejabat Israel sendiri telah menggunakan versi referensi geografis frasa tersebut untuk menyerukan kontrol penuh Israel atas wilayah Palestina yang diduduki.

Baca juga: Miliarder Polandia Berang dan Akan Tuntut Meta Gara-gara Penayangan Iklan Palsu

Dewan pengawas Meta juga mengakui bahwa sekelompok kecil dari anggotanya merasa bahwa frasa tersebut diasumsikan sebagai glorifikasi terhadap Hamas.

Namun, melalui diskusi yang cukup panjang, frasa tersebut dinilai tak mengandung unsur-unsur yang dituduhkan oleh pihak pro-Israel.

“Kami menyambut baik tinjauan dewan terhadap panduan terbaru kami dalam hal ini (topik terkait Palestina).”  tulis Meta dalam pernyataannya.

“Walaupun semua kebijakan kami dikembangkan dengan mempertimbangkan keselamatan, kami tahu bahwa kebijakan tersebut menghadapi tantangan global dan kami secara teratur meminta masukan dari para ahli di luar Meta, termasuk Dewan Pengawas,” kata perusahaan tersebut.

Meta Sempat Sensor Unggahan PM Malaysia Anwar Ibrahim

Kebijakan Meta yang kerap menghapus unggahan-unggahan yang cenderung mendukung Palestina juga sempat membuat pemerintah Malaysia geram.

Malaysia bahkan sempat mengeluarkan kecaman keras kepada Meta selaku pengelola media sosial Instagram dan Facebook pada bulan Juli lalu.

Hal ini terjadi menyusul langkah Meta yang menghapus ungkapan duka cita yang disampaikan oleh Perdana Menteri Malaysia, Anwar Ibrahim kepada Ismail Haniyeh yang meninggal di Iran.

Dihapusnya unggahan tersebut ditengarai status Hamas yang dikategorisasikan sebagai organisasi teroris oleh Meta.

"Hamas termasuk dalam kebijakan Organisasi dan Individu Berbahaya bagi Meta sehingga unggahan Hamas dilarang di platform kami," tulis Meta dalam aturannya terkait unggahan yang menyangkut Hamas.

Dengan demikian, unggahan duka cita Anwar Ibrahim kepada Ismail Haniyeh tersebut dihapus karena dinilai sebagai unggahan yang mempromosikan tindakan terorisme.

Postingan Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim tentang Ismail Haniyeh
Postingan Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim tentang Ismail Haniyeh (Facebook Anwar Ibrahim)

Adapun kecaman pemerintah Malaysia kepada Meta ini disampaikan oleh Divisi Media dan Komunikasi Strategis Kantor Perdana Menteri.

Dalam keterangannya, mereka menyatakan bahwa tindakan Meta tersebut menunjukkan diskriminasi terhadap Palestina dan para pemimpin di negara tersebut.

"Kami menuntut penjelasan mengenai masalah ini, dan mendesak Meta untuk meminta maaf," demikian pernyataan yang juga dibagikan di akun media sosial resmi Perdana Menteri Malaysia.

Penghapusan unggahan Perdana Menteri Malaysia untuk Ismail Haniyeh ini bukan kali pertama terjadi di Facebook dan Instagram.

Sebelumnya pada tanggal 14 Mei 2024 lalu, unggahan Anwar Ibrahim yang membagikan foto pertemuannya dengan Ismail Haniyeh juga dihapus dari Instagram dan Facebook oleh Meta.

Tindakan ini pun menuai kritik dari warga Malaysia sehingga Meta mengembalikan unggahan tersebut.

(Tribunnews.com/Bobby)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas