Tentara Israel Halangi Tim Medis untuk Masuk dan Melaksanakan Vaksinasi Polio di Khan Yunis
Israel menolak mengoordinasikan masuknya tim medis untuk vaksinasi polio di sebelah timur Khan Yunis di Jalur Gaza selatan
Penulis: Muhammad Barir
Perserikatan Bangsa-Bangsa telah mendesak pendudukan Israel untuk mematuhi hukum internasional di Tepi Barat, tempat operasi militer berskala besar sedang berlangsung.
PBB mengatakan bahwa fasilitas medis di Tepi Barat telah dikepung hampir seluruhnya selama lebih dari seminggu.
Mengenai situasi di Gaza, yang telah diserang terus-menerus selama 335 hari, PBB melaporkan bahwa lebih dari satu juta orang di Gaza selatan dan tengah belum menerima jatah makanan sejak awal Agustus.
Di Tepi Barat, operasi militer “Israel” telah memasuki hari kesembilan berturut-turut, dengan laporan yang menunjukkan adanya perluasan di wilayah seperti Tulkarem dan Jenin serta kamp pengungsi, tempat rumah-rumah di kamp tersebut diledakkan.
Bentrokan antara pasukan “Israel” dan pejuang perlawanan juga dilaporkan terjadi di Tulkarem, sementara militer terus menyerbu kota-kota lain di Tepi Barat.
Tuntut Israel untuk Jamin Akses bagi Kegiatan Kemanusiaan
PBB, pada hari Kamis, menekankan bahwa pemerintah Israel, “sebagai kekuatan pendudukan di Gaza”, harus memastikan bahwa organisasi kemanusiaan dapat secara efektif melaksanakan pekerjaan mereka, Anadolu Agency melaporkan.
Dalam konferensi pers, juru bicara PBB, Stephane Dujarric, menekankan peran penting PBB dan Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB (UNRWA) sebagai “tulang punggung, jantung, paru-paru, dan senjata” bantuan kemanusiaan di Gaza.
Menekankan perlunya Israel “sebagai kekuatan pendudukan di Gaza” untuk memastikan akses terhadap upaya kemanusiaan, Dujarric mengatakan: “Kami terus berhubungan dengan mitra Israel, terutama COGAT (Koordinasi Kegiatan Pemerintah Militer Israel di Wilayah Teritori) tentang cara meningkatkan sistem.”
“Situasi kemanusiaan di Gaza masih sangat buruk”, katanya, seraya menambahkan bahwa terjadi penurunan signifikan sebesar 35 persen dalam jumlah makanan siap saji yang disediakan dibandingkan dengan bulan Juli, dengan lebih dari 700.000 makanan didistribusikan dari lebih dari 200 dapur.
“Hal ini sebagian disebabkan oleh banyaknya perintah evakuasi yang dikeluarkan oleh pasukan keamanan Israel, yang menyebabkan setidaknya 70 dapur terpaksa menghentikan penyediaan makanan siap saji atau pindah lokasi,” katanya.
Dujarric juga mencatat bahwa lebih dari satu juta orang di Gaza tengah dan selatan tidak menerima jatah makanan pada bulan Agustus.
Israel terus melanjutkan serangan brutalnya di Jalur Gaza sejak serangan Hamas pada 7 Oktober, meskipun ada resolusi Dewan Keamanan PBB yang menuntut gencatan senjata segera.
Hampir 40.900 warga Palestina, sebagian besar wanita dan anak-anak, telah terbunuh dan lebih dari 94.400 lainnya terluka, menurut otoritas kesehatan setempat.
Blokade yang terus berlanjut di daerah kantong itu telah mengakibatkan kekurangan makanan, air bersih, dan obat-obatan yang parah, sehingga sebagian besar wilayah hancur.
Israel menghadapi tuduhan genosida atas tindakannya di Gaza di Mahkamah Internasional.
SUMBER: MIDDLE EAST MONITOR, ROYA NEWS