Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

12 Kapal Israel Jadi Sasaran Iran, Panglima Tertinggi IRGC: Ini adalah Serangan Balasan

Panglima Tertinggi IRGC mengaku telah menyerang 12 kapal Israel sebagai balasan atas serangan terhadap 14 kapal minyak Iran.

Penulis: Pravitri Retno Widyastuti
Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
zoom-in 12 Kapal Israel Jadi Sasaran Iran, Panglima Tertinggi IRGC: Ini adalah Serangan Balasan
tehrantimes.com
Panglima Tertinggi IRGC, Hossein Salami, mengaku telah menyerang 12 kapal Israel sebagai balasan atas serangan terhadap 14 kapal minyak Iran. 

Iran menuding Israel membunuh Haniyeh, meski Tel Aviv hingga saat ini masih bungkam.

Namun, muncul laporan yang mengutip pejabat Amerika Serikat (AS), Israel menghubungi Gedung Putih setelah Haniyeh tewas dan mengaku bertanggung jawab atas serangan itu.

Meski demikian, Iran yang mengancam akan melakukan serangan balasan terhadap Israel, hingga saat ini masih berdiam diri.

Analis Militer: Ancaman Terbesar Israel Bukan Iran Maupun Hizbullah

Sebelumnya, analis militer dari Channel 13 Israel, Alon Ben David, menyebut kegigihan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu untuk tetap berada di Koridor Philadelphia dan Poros Netzarim, justru memicu konflik regional yang lebih luas, serta perang tanpa akhir di Gaza.

Dalam pernyataannya yang dirilis oleh surat kabar Maariv Israel, Ben David juga menyebut sikap Netanyahu itu akan terus menghalangi semua kesepakatan pertukaran tahanan dengan gerakan perlawanan Palestina, Hamas.

Ia kemudian menegaskan, ancaman lebih besar bagi Israel justru datang dari "dalam (internal)", bukan dari Hizbullah ataupun Iran.

Baca juga: Eks Kepala Shin Bet: Israel Tak Siap Terlalu Lama Perang di Gaza, Seharusnya Sudah Berakhir

Ancaman itu, kata Ben David, adalah kehadiran "kaum anarkis yang ceroboh di pemerintahan" yang telah menjelma menjadi sebuah mekanisme terorganisasi.

Berita Rekomendasi

Kehadiran kaum-kaum itu, lanjutnya, bertujuan membubarkan lembaga-lembaga yang belum mematuhi keinginan mereka, dengan terus-menerus menyerang Pasukan Pertahanan Israel (IDF), Mossad, dan Shin Bet.

Ben David berpendapat, "jika 7 Oktober 2023 adalah awal dari disintegrasi Israel dan pemicu perang dengan seluruh wilayah sekitarnya, maka alih-alih berdoa agar hal itu berakhir, mereka (kaum-kaum anarkis) justru melakukan segala cara untuk mempercepat (perang regional terjadi)."

Ia pun meminta aparat keamanan untuk "tidak diam-diam mengatakan apa yang perlu dikatakan."

"Tingkatkan suara untuk membangunkan masyarakat Israel yang belum sadar akan situasi saat ini," imbuh dia.

Di akhir pernyataannya, Ben David menuturkan, "Netanyahu memilih untuk melanjutkan perang di semua lini."

"Seperti biasa, baik dia ataupun siapapun dalam keluarganya, tidak akan menanggung akibatnya atas pilihannya. Kamilah (rakyat Israel) yang akan menanggung akibatnya," pungkas dia.

Israel Berada di Persimpangan

Puluhan peti mati tiruan itu diarak mengelilingi ibu kota Tel Aviv sambil diselimuti bendera Israel, bersamaan dengan sejumlah foto para tawanan Israel yang telah meninggal dunia. Sebagai lambang atas kematian para sandera Israel yang beberapa hari terakhir ditemukan tewas di terowongan Rafah, Gaza.
Puluhan peti mati tiruan itu diarak mengelilingi ibu kota Tel Aviv sambil diselimuti bendera Israel, bersamaan dengan sejumlah foto para tawanan Israel yang telah meninggal dunia. Sebagai lambang atas kematian para sandera Israel yang beberapa hari terakhir ditemukan tewas di terowongan Rafah, Gaza. (Times of Israel)

Di pernyataan yang sama, Ben David juga menyinggung Israel saat ini tengah berada di persimpangan.

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas