Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Di Tengah Kekacauan Timur Tengah, Presiden Iran Ingin Pindahkan Ibu Kota, Apa Alasannya?

Presiden Iran Masoud Pezeshkian mengungkapkan keinginannya untuk memindahkan ibu kota negara.

Penulis: Febri Prasetyo
Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
zoom-in Di Tengah Kekacauan Timur Tengah, Presiden Iran Ingin Pindahkan Ibu Kota, Apa Alasannya?
Tehran Times
Presiden terpilih Iran, Masoud Pezeshkian. 

TRIBUNNEWS.COM – Di tengah kekacauan situasi politik dan keamanan di Timur Tengah, Presiden Iran Masoud Pezeshkian mengungkapkan keinginannya untuk memindahkan ibu kota negara.

Keinginan itu disampaikan Pezeshkian saat dia meninjau proyek infrastruktur pada hari Sabtu, (7/9/2024).

Pezeshkian mengatakan Iran tak punya pilihan selain memindahkan pusat politik dan ekonomi ke selatan.

Dia menyinggung ketidakefisienan pengangkutan bahan mentah dari daerah selatan ke tengah untuk diolah, tetapi kemudian produk yang sudah jadi harus dikirim ke selatan untuk diekspor.

“Ini sangat menghabiskan daya saing kita,” ujar Pezeshkian dikutip dari Intellinews.

Keinginan Pezeshkian itu memantik kembali perdebatan panjang mengenai masa depan Teheran sebagai ibu kota Iran.

Saat ini Teheran ditinggali 12 juta penduduk dan dilanda berbagai masalah yang susah diatasi.

BERITA REKOMENDASI

“Sebagai ibu kota negara, Teheran menghadapi masalah yang tidak ada solusinya, kecuali memindahkan pusat pemerintahan. Kelangkaan air, penurunan muka tanah, polusi udara, dan masalah serupa hanya memburuk karena kelanjutan kebijakan dan tindakan yang telah diambil dan diterapkan sejauh ini,” ujar Pezeshkian.

Masoud Pezeshkian sah menjadi presiden terpilih Iran 2024.
Masoud Pezeshkian sah menjadi presiden terpilih Iran 2024. (HO)

Dia menekankan pentingnya desentralisasi. Kata dia, pejabat pemerintah harus menjadi perintis atau pihak yang memulai perpindahan.

“Kita tak bisa hanya duduk di Teheran dan meminta orang untuk pindah. Kita harus yang menjadi yang pertama pindah, dan masyarakat akan mengikuti.”

Akan tetapi, usulan pemindahan itu mendapat tanggapan skeptis dari sejumlah pejabat dan pakar perencanaan perkotaan.

Baca juga: Israel Diduga Jalankan Taktik Bumi Hangus di Gaza & Tepi Barat, Iran: Zionis Putus Asa

Salah satu yang menanggapi negatif usulan itu adalah Gholamhossein Karbaschi, mantan Wali Kota Teheran.


“Di mana kalian akan pergi?” tanya Karbaschi.

Dia mengatakan kajian terdahulu menunjukkan bahwa negara-negara yang memindahkan ibu kota harus menghadapi biaya yang besar. Di samping itu, kerap kali ibu kota baru juga dilanda masalah.

Mantan wali kota itu kemudian mengusulkan solusi lain, yakni federalisme administratif dan redistribusi badan pemerintah di seluruh negara.

“Jika kita memutuskan memindahkan 160 organisasi dan perusahaan, sebagian besar adalah pemerintahan dan terafiliasi dengan kementerian, ke pusat-pusat utama di provinsi lain, kita tidak hanya membuat rapi Teheran, tetapi juga menciptakan area pembangunan di berbagai daerah,” ujar Karbaschi.

Kepala Dewan Kota Teheran, Mehdi Chamran, juga buka suara mengenai wacana pemindahan ibu kota.

Dia menekankan pentingnya mendistribusikan urusan kenegaraan ke seluruh provinsi dan kota.

Dia mengakui bahwa Teheran memiliki masalah-masalah besar. Namun, berbagai masalah masalah seperti kelangkaan air juga berdampak pada daerah lain.

Chamran menyinggung upaya-upaya terdahulu untuk mengatasi masalah Teheran yang belum membuahkan hasil nyata.

“Yang penting ialah mendistribusikan masalah-masalah negara ini ke seluruh provinsi dan kota, dan ini tampaknya dibutuhkan.”

Belum diketahui apakah usulan pemindahan ibu kota yang disampaikan Pezeshkian bakal diambil ataukah nantinya akan ada solusi lainnya.

Baca juga: 12 Kapal Israel Jadi Sasaran Iran, Panglima Tertinggi IRGC: Ini adalah Serangan Balasan

(Tribunnews/Febri)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas