Strategi Merebus Katak, Cara Iran Membalas Kematian Ismail Haniyeh, Menguras Kemampuan Israel dan AS
Strategi pembalasan Iran yang sabar dengan terus meningkatkan tekanan terhadap Tel Aviv dengan mengeksploitasi kerentanan militer dan ekonomi Israel.
Penulis: Malvyandie Haryadi
Komentar Quran menyoroti aspek penting tetapi sering diabaikan dari perang bayangan yang melibatkan Iran, Israel, dan AS: tujuan strategis Iran dan sekutunya yang sebenarnya dalam perang yang tidak teratur atau asimetris.
Beberapa bulan sebelum pembalasan langsung Iran terhadap Israel, terjadi serangan terhadap pos militer AS Tower 22 di perbatasan Yordania-Suriah oleh faksi perlawanan Irak Kataib Hezbollah, yang mengakibatkan kematian tiga tentara AS dan melukai 35 lainnya.
Kemudian, beberapa hari sebelum pembunuhan Haniyeh, militer Yaman yang berpihak pada Ansarallah melancarkan serangan pesawat nirawak di dekat kedutaan AS di Tel Aviv, menewaskan satu orang Israel dan melukai 10 lainnya.
Jurnalis Irak, Muntadher Al Attiyah, mengatakan, kedua serangan tersebut sesuai dengan strategi menyeluruh Iran, yang melibatkan penargetan infrastruktur keamanan, militer, dan energi vital di Israel.
"Taktik ini dirancang tidak hanya untuk merusak sumber daya negara pendudukan tetapi juga untuk mengirimkan gelombang kepanikan ke seluruh pemerintahan dan penduduknya dalam apa yang paling tepat digambarkan sebagai perang kognitif," katanya.
Merusak keamanan energi Israel
Ia menjelaskan, Iran dan sekutunya sebelumnya telah menunjukkan kemampuan mereka untuk mengganggu infrastruktur energi vital Israel.
Pada tahun 2022, Hizbullah mengarahkan pesawat nirawak ke ladang gas Karish milik Israel, terutama untuk menunjukkan bahwa mereka mampu melakukannya.
Israel berjuang untuk mencegat upaya ini, dan ancaman itu masih ada – pelanggaran serupa terjadi lebih dari sebulan yang lalu.
Ketergantungan Israel pada platform gas, khususnya Tamar, Karish, dan Leviathan, yang memasok sekitar 70 persen gas yang digunakan dalam produksi listrik, membuat fasilitas ini sangat rentan.
Seperti yang dikutip dari seorang pejabat energi Israel, "Rig gas itu sensitif, dan ketika rig aktif, ia dapat berubah menjadi bom waktu."
"Kontrol Israel atas pelabuhan-pelabuhan strategis, baik melalui pendudukan langsung atau aliansi dengan negara-negara tetangga, khususnya di sekitar Selat Bab al-Mandab, merupakan area lain yang menjadi perhatian Tel Aviv."
Muntadher menulis, pintu masuk ke Laut Merah sangat penting bagi perdagangan global, dan kejadian-kejadian terkini telah menunjukkan bahwa ini merupakan medan pertempuran lain dalam strategi Iran.
Masuknya Yaman ke dalam konflik dan kemampuannya untuk memblokir kapal-kapal komersial yang menuju pelabuhan-pelabuhan Israel telah berdampak parah pada ekonomi Israel.