Topan Yagi tewaskan lebih dari 150 orang di Vietnam, apa dampaknya terhadap cuaca di Indonesia?
Korban tewas akibat Topan Yagi yang melanda Vietnam bertambah menjadi 152 orang, sementara puluhan lainnya dinyatakan hilang. Topan…
Korban tewas akibat Topan Yagi yang melanda Vietnam bertambah menjadi 152 orang, menurut perkiraan pemerintah. Topan yang masuk kategori topan super itu terus memicu hujan beras, tanah longsor, dan banjir.
Pada Rabu (11/09), banjir dari Sungai Merah mencapai ketinggian satu meter di sejumlah wilayah di ibu kota, memaksa sejumlah warga untuk mengungsi ke daerah lain.
Ribuan orang telah dievakuasi dari area di dataran tinggi dan 10 dari 30 distrik di Hanoi dalam kondisi "waspada banjir", lapor media pemerintah.
Ribuan orang tampak terdampar di atap rumah di beberapa provinsi utara Vietnam, sementara yang lainnya memohon pertolongan melalui unggahan media sosial pada Selasa (10/09).
Topan Yagi merupakan badai paling kuat di Vietnam dalam kurun waktu 30 tahun terakhir. Kekacauan yang disebabkan badai ekstrem itu telah meluluhlantakkan seluruh bagian utara negara Asia Tenggara itu dan menyebabkan 1,5 juta orang kehilangan akses pada pasokan listrik.
Pada Senin (09/09), rekaman dash cam menunjukkan momen ketika jembatan Phong Chau di Provinsi Phu Tho roboh sehingga beberapa kendaraan jatuh ke dalam air di bawahnya.
Meskipun sekarang Topan Yagi sudah masuk ke dalam kategori depresi tropis alias siklon tropis yang paling lemah, pihak berwenang memperingatkan Topan Yagi akan memicu lebih banyak gangguan ketika bergerak ke wilayah barat.
Phan Thi Tuyet, 50 tahun, yang tinggal dekat sungai, mengatakan kepada kantor berita AFP bahwa baru kali ini sepanjang hidupnya dia mengalami air bah setinggi itu.
“Saya telah kehilangan semuanya, semuanya hilang,” katanya lirih seraya memeluk dua anjingnya.
“Saya harus pergi ke tempat yang lebih tinggi untuk menyelamatkan nyawa kami. Kami sama sekali tidak sempat menyelamatkan barang-barang kami. Semuanya sekarang terendam air.”
Badai yang membawa angin dengan kecepatan nyaris 150 kilometer per jam telah meruntuhkan jembatan, menghancurkan atap gedung, merusak pabrik, dan memicu banjir dan tanah longsor yang meluas.
Sejauh ini, 54 korban dinyatakan masih hilang.
Pihak berwenang kini telah mengeluarkan peringatan banjir dan tanah longsor untuk 401 komune di 18 provinsi utara.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.