Kanada Putus Kontrak Transfer Senjata ke Israel, Menlu Joly: Kami Tak Mau Terlibat Genosida
Kanada resmi membatalkan puluhan kontrak pengiriman dan penjualan senjata ke Israel, terhitung mulai Rabu (11/9/2024).
Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Nanda Lusiana Saputri
Sebagaimana diketahui, Kanada pada tahun sebelumnya menjadi salah satu pengekspor senjata terbesar bagi Israel dengan total ekspor senilai 26 juta dolar Kanada, menempatkan negara tersebut di antara 10 penerima terbesar ekspor senjata Kanada.
London Stop Ekspor Senjata ke Israel
Sebelum Kanada melakukan penangguhan senjata, negara Inggris telah lebih dulu mengumumkan penangguhan beberapa lisensi ekspor senjata ke Israel.
Adapun penangguhan itu diberlakukan untuk 30 dari 350 lisensi senjata yang ada.
Di antaranya meliputi komponen untuk pesawat militer, helikopter, pesawat tak berawak, dan barang-barang yang memfasilitasi penargetan darat.
Dalam pidatonya di parlemen, Menteri Luar Negeri Inggris, David Lammy mengatakan keputusan itu diambil menyusul peninjauan ulang atas lisensi ekspor senjata Inggris.
Hasil peninjauan ulang menunjukkan adanya risiko jelas, senjata tersebut akan digunakan dengan cara yang dapat melanggar hukum internasional.
Berbeda dengan Amerika Serikat, Inggris memasok senjata ke Israel secara tidak langsung, melalui pemberian lisensi kepada perusahaan Inggris untuk menjual senjata.
Meski begitu dukungan yang diberikan Inggris tidak cuma-cuma, menurut Kampanye Melawan Perdagangan Senjata (CAAT), Inggris disebut memiliki kesepakatan yang menguntungkan dalam memasok angkatan udara Israel.
Lewat kerjasama tersebut, Inggris sanggup mengumpulkan pundi-pundi pendapatan senilai 400 juta poundsterling atau sekitar 8 triliun lewat penjualan senjata perang ke Israel, mencakup pesawat tempur siluman F-35 hingga BAE Systems.
(Tribunnews.com/ Namira Yunia)