Zelensky Tolak Mentah-mentah Proposal Perdamaian dari Brasil-China
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menolak mentah-mentah proposal perdamaian yang diusulkan oleh Brasil dan China.
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM -- Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menolak mentah-mentah proposal perdamaian yang diusulkan oleh Brasil dan China.
Zelensky mengatakan bahwa usulan dua negara tersebut bersifat merusak negara Ukraina.
"Brasil dan Ukraina memiliki hubungan yang benar-benar normal. Saya yakin rakyat Brasil mendukung rakyat Ukraina. Meskipun, jika Lula (Presiden Brasil Luiz Inacio Lula da Silva – red.) mendukung kami, ia akan membantu menghentikan perang," tegas dalam sebuah wawancara dengan media Brasil Metropoles.
Baca juga: Rusia Bombardir 134 Wilayah, Enam Fasilitas Energi Ukraina Hancur, Listrik Tak Jadi Nyala
Namun usulannya tidak bisa diterima karena dianggap menguntungkan Rusia. Sementara wilayah Ukraina akan tekor di wilayah Donbass.
Zelensky mengaku telah berbincang denga Presiden Brasil Luiz Inacio Lula da Silva, dalam pertemuan tersebut keduanya berbincang terbuka.
Pada perbincangan tersebut, jelas Zelensky, ia ingin elihat pandangan Presiden Lula mengenai penanganan rekonsiliasi dan perdamaian.
"Anda tidak bisa hanya mengatakan 'Kita harus mengambil langkah untuk satu sama lain.' Apa yang dimaksud dengan 'satu sama lain'? Dia (Vladimir Putin) datang, membunuh orang, merebut wilayah, dan sekarang Lula berkata, biarkan mereka bicara," tegas Zelensky.
Sementara Institute for the Study of War (ISW) mengingatkan bahwa pada tanggal 9 September, Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov bertemu dengan mitranya dari Brasil dan India, Mauro Vieira dan Subrahmanyam Jaishankar, di sela-sela pertemuan Dewan Kerjasama Rusia-Teluk di Arab Saudi.
Baca juga: Zelensky Berikan Rencana Terperinci ke Menlu AS Sasaran Rudal Buatan AS di Wilayah Rusia
Dalam pertemuan terebut, bahwa Lavrov menegaskan keengganan Rusia untuk terlibat dalam negosiasi dengan itikad baik dengan Ukraina, dengan mengklaim bahwa Formula Perdamaian Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky adalah sebuah ‘ultimatum’ dan bahwa Rusia tidak pernah mempertimbangkan rencana tersebut secara serius.
ISW juga menuding Brasil dan Tiongkok sedang memajukan rencana "Penyelesaian Politik Krisis Ukraina" mereka, yang prinsip-prinsip utamanya menguntungkan Rusia.