Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

AS Tarik Kapal Induk Theodore Roosevelt dari Timur Tengah, Ancaman Iran ke Israel Gertak Sambal?

Juru bicara Pentagon Patrick Ryder mengatakan dalam konferensi pers bahwa Roosevelt meninggalkan Timur Tengah dan kini menuju kawasan Asia-Pasifik.

Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
zoom-in AS Tarik Kapal Induk Theodore Roosevelt dari Timur Tengah, Ancaman Iran ke Israel Gertak Sambal?
khaberni/HO
Kapal induk Amerika Serikat, USS Theodore Roosevelt dilaporkan ditarik dari kawasan Timur Tengah untuk dipindahkan ke kawasan Indo-Pasifik. 

AS Tarik Kapal Induk Theodore Roosevelt dari Timur Tengah, Ancaman Iran ke Israel Cuma Gertak Sambal?

TRIBUNNEWS.COM - Departemen Pertahanan Amerika Serikat (AS), pada Kamis (12/9/2024) menyatakan kalau satu dari dua kapal induk yang dikerahkan AS di Timur Tengah telah meninggalkan wilayah tersebut.

 Kapal induk yang dimaksud tersebut adalah USS Theodore Roosevelt yang menjadi satu dari dua kapal induk yang dikerahkan AS untuk mencegah Iran melakukan serangan yang mengancam akan dilancarkan terhadap Israel.

Baca juga: Media Ibrani: Pasukan Komando Israel Menyusup ke Fasilitas Iran di Suriah dan Menghancurkannya

Keputusan penarikan kapal induk tersebut terjadi sekitar tiga minggu setelah Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin mengeluarkan perintah agar kapal induk Theodore Roosevelt tetap berada di Timur Tengah bahkan setelah kedatangan kapal induk Abraham Lincoln untuk menggantikannya.

Juru bicara Pentagon Patrick Ryder mengatakan dalam konferensi pers bahwa Roosevelt meninggalkan Timur Tengah dan kini menuju kawasan Asia-Pasifik.

Baca juga: Fokus AS Bukan Lagi Indo-Pasifik, Kapal-Kapal Perang ke Timur Tengah untuk Show of Force ke Iran

Austin telah memerintahkan Roosevelt untuk tetap berada di wilayah tersebut pada 25 Agustus lalu, ketika gerakan perlawanan Hizbullah menembakkan ratusan rudal dan drone ke Israel.

Para pejabat Amerika khawatir Iran akan melaksanakan ancamannya untuk melancarkan serangan terhadap Israel sebagai pembalasan atas pembunuhan Ismail Haniyeh, kepala biro politik Hamas, di Teheran pada bulan Juli.

Ancaman Pembalasan Iran ke Israel Tetap Nyata

BERITA TERKAIT

Ryder menepis anggapan kalau dengan penarikan satu kapal induk di kawasan Timur Tengah ini, Amerika Serikat tidak lagi mengkhawatirkan kemungkinan pembalasan Iran.

Itu artinya, AS menilai ancaman Iran membalas Israel tetap nyata.

Pentagon menekankan kalau keputusan menarik satu kapal induk mereka ini didasarkan atas pertimbangan terkait dengan manajemen armada.

Dia mengatakan kepada wartawan di Pentagon, "Iran telah mengindikasikan bahwa mereka ingin menanggapi Israel. Itu sebabnya kami akan terus menangani ancaman ini dengan sangat hati-hati."

“Kami tetap fokus pada kerja sama dengan mitra regional untuk meredakan ketegangan dan mencegah konflik regional yang lebih luas,” Ryder menyimpulkan.

Iran menjanjikan pembalasan yang kuat terhadap pembunuhan Haniyeh pada bulan Juli saat Haniyeh berkunjung ke Teheran dan menganggap Israel bertanggung jawab atas pembunuhan tersebut. Israel tidak mengkonfirmasi atau menyangkal keterlibatannya.

Pemerintahan Presiden AS Joe Biden berupaya membatasi dampak perang di Gaza antara Hamas dan Israel, yang kini mendekati tahun kedua.

Baca juga: Media Ibrani: Pasukan Komando Israel Menyusup ke Fasilitas Iran di Suriah dan Menghancurkannya

Sebuah rudal Iran ditampilkan saat parade militer memperingati Hari Quds yang dilaksanakan tiap tahun, pada hari Jumat terakhir bulan suci Ramadhan di Teheran, Iran 29 April 2022.
Sebuah rudal Iran ditampilkan saat parade militer memperingati Hari Quds yang dilaksanakan tiap tahun, pada hari Jumat terakhir bulan suci Ramadhan di Teheran, Iran 29 April 2022. (kredit foto: MAJID ASGARIPOUR/WANA (KANTOR BERITA ASIA BARAT) VIA REUTERS)

IRGC: Mimpi Buruk Membayangi Israel

Adapun Iran kembali melayangkan ancaman baru terhadap Israel terkait serangan balas dendam.

Ancaman itu disampaikan Panglima Tertinggi Korps Garda Revolusi Iran (IRGC), Hossein Salami, Minggu (8/9/2024).

Hossein meyakini serangan Iran akan membuat Israel mengalami mimpi buruk.

"Mimpi buruk pembalasan Iran akan membayangi Israel," tegasnya, Minggu, dikutip dari Iran International.

Ia juga memastikan serangan terhadap Israel akan berbeda dari sebelumnya.

Saat ditanya kapan, di mana, dan bagaimana serangan itu akan dilakukan, Salami hanya memastikan pembalasan terhadap Israel bakal terlaksana.

"Ini (serangan Iran) akan berbeda, semua orang akan segera mengetahuinya," kata Salami.

Sementara itu, pejabat Iran mengisyaratkan respons Teheran mungkin tidak melibatkan serangan langsung berskala besar.

Bahkan, pernyataan Salami pada Minggu, dianggap sebagai kemungkinan bagi Iran menghindari eskalasi besar.

Pernyataan Salami terindikasi menunjukkan respons yang lebih terencana, mungkin asimetris, ketimbang operasi militer langsung dan terbuka.

Sejak kematian Kepala Biro Politik Hamas, Ismail Haniyeh, di Teheran pada 31 Juli 2024, Iran terus mengeluarkan ancaman terhadap Israel.

Baca juga: Tentara Israel Salah Bunuh Sandera saat Targetkan Pemimpin Hamas, Sengaja Disembunyikan dari Publik

Namun, hingga saat ini, belum ada serangan langsung dari Iran.

Hal ini tak seperti serangan Iran ke Israel pada April 2024, setelah Tel Aviv menargetkan kompleks konsulat Iran di Damaskus, Suriah.

Iran sendiri saat ini tengah menghadapi dilema terkait rencana mereka melakukan serangan balas dendam terhadap Israel.

Serangan langsung berisiko memicu eskalasi militer besar-besaran, yang berpotensi membuat target-target utama di Iran menjadi sasaran pembalasan.

Di sisi lain, kegagalan bertindak akan merusak kredibilitas Iran di kawasan Timur Tengah, khususnya di antara sekutu dan pasukan proksinya.

Hal ini menempatkan Iran dalam posisi yang menantang, menyeimbangkan kebutuhan untuk mempertahankan reputasinya dengan bahaya eskalasi konflik lebih lanjut.

Diketahui, ketegangan di Timur Tengah meningkat setelah kematian Ismail Haniyeh di Teheran pada 31 Juli 2024.

Iran menuding Israel menjadi dalam di balik kematian Haniyeh, namun Tel Aviv masih bungkam.

Meski demikian, pejabat Amerika Serikat (AS) mengatakan Israel langsung menghubungi Gedung Putih begitu Haniyeh tewas dan mengklaim mereka bertanggung jawab.

Baca juga: 12 Kapal Israel Jadi Sasaran Iran, Panglima Tertinggi IRGC: Ini adalah Serangan Balasan

Ekonomi Israel Merosot

Di sisi lain, Israel tengah menghadapi kerugian besar, baik dari segi ekonomi maupun militer, buntut perang di Gaza yang sudah berlangsung selama 11 bulan.

Anadolu Ajansi mengutip data Kementerian Keuangan Israel pada Minggu (8/9/2024), ekonomi Israel terus memburuk, dengan Produk Domestik Bruto (PDB) negara berada pada angka minus 8,3 persen di bulan Agustus 2024.

Padahal, pada Juni 2024, PDB Israel berada di angka minus 7,6 persen.

Tak hanya itu, defisit anggaran Israel di bulan Agustus 2024 saja, sudah mencapai 3,22 miliar dolar atau sekitar Rp50 triliun.

Sementara, pengeluaran negara meningkat sebanyak 31,8 persen dari tahun ke tahun, hanya dalam delapan bulan pertama.

Selain masalah ekonomi, militer Israel di Gaza juga menghadapi kerugian.

Pada Juni 2024 lalu, surat kabar Israel, Maariv, melaporkan setidaknya lebih dari 500 kendaraan lapis baja Zionis mengalami kerusakan sejak konflik dimulai pada 7 Oktober 2023.

Pasukan yang bertanggung jawab mengangkut kendaraan rusak dilaporkan mengalami kelelahan fisik dan mental.

Konflik yang sedang berlangsung di Gaza telah menguras sumber daya militer Israel secara signifikan, menghabiskan lebih banyak senjata dari yang diantisipasi.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas