Polisi Temukan Pelajar asal Indonesia Beli Narkoba di Jepang, Konjen RI di Osaka Tidak Membantah
Mereka menyerahkan metamfetamin dengan cara "drive-thru" saat memperdagangkan narkoba itu kepada pelanggan dan pelajar itu telah kembali ke Indonesia
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Seorang pelajar Indonesia ketahuan membeli 0,2 gram metamfetamin (biasa disebut Meth) seharga 24.000 yen dari dua terdakwa pemilik restoran yakiniku di Osaka "Niku no Matsuchan".
Pada tanggal 4 September lalu akhirnya Kepolisian Prefektur Osaka menangkap dan mendakwa para terdakwa Daiki Matsuda dan Ryo Kajino, pemilik restoran yakiniku, karena melanggar Undang-Undang Pengendalian Stimulan dan kejahatan lainnya untuk perdagangan stimulan di jalan-jalan Distrik Nishinari.
Sumber Tribunnews.com di kepolisian Jepang Jumat (13/9/2024) menyebut, terdakwa dituduh memberikan 0,2 gram metamfetamin (biasa disebut Meth) kepada seorang siswa pertukaran Indonesia seharga 24.000 yen pada Januari 2024.
Mereka diyakini telah menggunakan aplikasi komunikasi Telegram untuk mengumpulkan pelanggan dan ketika pelanggan memarkir mobil mereka di depan toko mereka menyerahkan metamfetamin dengan cara "drive-thru" saat memperdagangkan narkoba itu kepada pelanggan.
Melihat halaman Facebook Matsuda, terlihat postingan serangkaian artikel terkait narkoba dari akhir 2018 hingga awal 2019.
Baca juga: Ingatkan TNI-Polri Tidak Terlibat Perjudian, Narkoba, Pelecehan, Jokowi: Hal Sepele Bisa Jadi Besar
Judul-judul postingan termasuk "Marijuana Breeding" dan "Let's Smoke the Real Thing!" Waspadalah terhadap ganja palsu!" Kata-kata aneh seperti "Pada Hari Tahun Baru, saya mencari ganja di kuil bersama keluarga saya!" Sepertinya ada saat dia terobsesi dengan ganja.
Postingannya ini meliput area di sekitar restoran yakiniku "Niku no Matsuchan" yang dikelola mereka berdua.
Tetangga telah curiga dengan mobil yang diparkir di depan toko selama beberapa waktu.
"Restoran yakiniku buka sekitar jam 5 sore, dan sering ada mobil putih dan mobil mini yang diparkir di sekitar restoran selama waktu itu, dan beberapa di antaranya adalah mobil mewah.
Ini adalah jalan yang sempit, dan para tetangga mengira hal itu mengganggu. Saya tidak berpikir kalau ternyata mereka menjual metamfetamin," ungkap tetangga toko yakiniku di sana.
Tetangga itu tampak terkejut, tetapi warga lain juga mengatakan dia takut karena telah melihat gangster (yakuza) masuk dan keluar toko. Menurut warga, restoran yakiniku baru saja dibangun.
"Restoran yakiniku dibuka sekitar setahun yang lalu. Sebelum itu, itu adalah restoran yakitori. Toko itu mengubah orang dan jenis bisnis dari waktu ke waktu. Diyakini bahwa orang yang menjalankan toko tersebut terkait dengan kelompok kejahatan terorganisir. Dikabarkan bahwa orang-orang dari sumber itu sering datang dan pergi. Saya tidak tahu apakah dia anggota geng, tetapi orang dengan tato sering datang dan pergi, dan saya mendengar bahwa tersangka Matsuda juga penuh dengan tato."
Karena itu, tidak ada tetangga yang pernah menggunakan toko tersebut.