Iran Rencanakan Deportasi Jutaan Warga Afganistan Secepatnya
Tekanan bagi migran Afganistan di Iran semakin tinggi. Dalam enam bulan ke depan, pemerintah Iran berencana mendeportasi dua juta…
"Saya terus-menerus mendapat pesan kebencian dan bahkan ancaman pembunuhan. Mereka ingin membungkam saya," ujar Baniyaghoob dalam sebuah wawancara dengan DW.
Baniyaghoob adalah salah satu di antara 540 profesional media, pengacara, artis, dokter, dan aktivis yang menandatangani petisi solidaritas terhadap migran Afganistan pada tahun lalu. Mereka secara khusus mempertanyakan kampanye kebencian terorganisasi terhadap migran dan memperingatkan konsekuensi tak terduga dari tindakan populis tersebut.
"Negara ini telah lama menderita krisis ekonomi dan salah urus yang kronis. Sejak tahun lalu, pihak berwenang menyalahkan migran ilegal atas masalah seperti harga pangan yang terlalu mahal. Kini, mereka berada di bawah tekanan untuk bertindak dan melakukan deportasi massal. Namun mereka hampir tidak bisa mengamankan perbatasan. Banyak migran yang akan kembali. Anda tidak dapat menyelesaikan masalah ini dengan kebencian dan agitasi."
Iran akan bangun tembok di perbatasan
Dalam beberapa bulan terakhir telah berulang kali terjadi protes massal dan serangan terhadap migran Afganistan di berbagai kota di Iran. "Suasananya tengah memanas," kata Nazar Mohammad Nazari dalam wawancara dengan DW. Pemuda asal Afganistan ini berharap kehidupan yang lebih baik di Iran.
"Beberapa bulan yang lalu, seorang warga Iran terbunuh dalam sebuah pertikaian yang terjadi setelah pernikahan antara warga Iran dan Afganistan," ujarnya. "Setelah itu, terjadi serangan acak terhadap seluruh warga Afganistan. Saya tidak lagi merasa aman." Dia kemudian kembali ke Afganistan.
Para migran juga diancam akan ditangkap dan dideportasi ke kamp kapan saja. Menurut laporan media, warga Afganistan yang lahir di Iran, punya dokumen identitas Iran, dan hanya tahu sedikit atau tidak tahu sama sekali tentang Afganistan, juga telah dideportasi dalam beberapa pekan terakhir.
Pada saat yang sama, Iran sedang membangun tembok di perbatasan dengan Afganistan. Tembok ini akan dibangun di timur laut Iran, tempat yang sering kali dilintasi secara ilegal. Rencana awalnya, akan dibangun tembok beton sepanjang 74 kilometer dengan tinggi empat meter dan dilengkapi kawat berduri.
Banyak pihak meragukan apakah tembok ini benar-benar bisa secara signifikan mengurangi penyeberangan perbatasan secara ilegal. Apalagi mengingat panjang perbatasan yang hampir seribu kilometer.
Diadaptasi dari artikel DW bahasa Jerman