Waspada Serangan Hizbullah, Israel Pindah Divisi ke-98 dari Jalur Gaza ke Perbatasan Utara
Israel memindahkan Divisi ke-98 dari Jalur Gaza ke perbatasan di utara setelah meledakkan ribuan perangkat pager Hizbullah secara serentak kemarin.
Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Nanda Lusiana Saputri
TRIBUNNEWS.COM - Tentara Israel memindahkan Divisi ke-98 dari Jalur Gaza ke Komando Utara di perbatasan Israel utara, wilayah Palestina yang diduduki.
Pemindahan pasukan tersebut merupakan bagian dari persiapan untuk kemungkinan perluasan perang melawan Hizbullah.
"Divisi ke-98 telah mengakhiri operasinya saat ini di Jalur Gaza, dan pasukannya dipindahkan ke wilayah utara," lapor Radio Tentara Israel, Rabu (18/9/2024).
Perpindahan divisi tersebut dari pertempuran di Jalur Gaza terjadi setelah Israel diduga meledakkan alat komunikasi pager di Lebanon, Selasa (17/9/2024).
Pergerakan itu juga menyusul pernyataan Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant, pusat "gravitasi" bergerak ke arah utara.
Divisi ke-98 dianggap sebagai salah satu divisi elit Israel.
Pasukan tersebut akan bergabung dengan Pasukan Terjun Payung dan Komando, serta Divisi ke-36 di bawah Komando Utara Israel.
Surat kabar Israel, The Times of Israel, mengatakan Divisi ke-98 mencakup sekitar 10.000-20.000 tentara.
Israel Diduga Ledakkan Pager Hizbullah
Situasi di perbatasan Lebanon selatan dan Israel utara, wilayah Palestina yang diduduki, semakin memanas setelah Israel diduga meledakkan alat komunikasi pager Hizbullah pada Selasa kemarin.
Setidaknya 11 orang tewas dan lebih dari 3.000 orang terluka dalam ledakan serentak tersebut, menurut laporan The New York Times.
Baca juga: Info Peretasan Bocor, Israel Curi Start dan Langsung Ledakkan Pager Hizbullah secara Massal
Perangkat tersebut diduga diimpor sekitar 5 bulan lalu dan diduga disusupi bahan peledak selama pengirimannya sebelum tiba di Lebanon.
Perusahaan Gold Apollo yang berbasis di Taiwan mengatakan pager yang meledak di Lebanon bukan berasal dari pabriknya di Taiwan, melainkan dari perusahaan di Hungaria yang menggunakan lisensinya.
Sementara itu Hizbullah menuduh Israel sebagai dalang serangan tersebut dan berjanji akan membalasnya.
Pager adalah perangkat nirkabel kecil mirip telepon genggam yang dapat menerima pesan dan beroperasi dengan mengandalkan frekuensi radio.
Hizbullah bergabung dalam perlawanan sejak 8 Oktober 2023 dengan menyerang sasaran militer Israel di perbatasan Lebanon selatan dan Israel utara, wilayah Palestina yang diduduki.
Hizbullah bersumpah tidak akan menghentikan serangannya sampai Israel menghentikan agresinya di Jalur Gaza, mencabut pengepungan di Jalur Gaza, hingga menjamin masuknya bantuan kemanusiaan untuk warga Palestina.
Jumlah Korban di Jalur Gaza
Saat ini, Israel masih melancarkan agresinya di Jalur Gaza, jumlah kematian warga Palestina meningkat menjadi lebih dari 41.252 jiwa dan 95.497 lainnya terluka sejak Sabtu (7/10/2023) hingga Rabu (18/9/2024), dan 1.147 kematian di wilayah Israel, dikutip dari Palestinian News Networks.
Sebelumnya, Israel mulai membombardir Jalur Gaza setelah gerakan perlawanan Palestina, Hamas, meluncurkan Operasi Banjir Al-Aqsa pada Sabtu (7/10/2023) untuk melawan pendudukan Israel dan kekerasan di Al-Aqsa sejak tahun 1948.
Israel mengeklaim, ada 101 sandera yang hidup atau tewas dan masih ditahan Hamas di Jalur Gaza, setelah pertukaran 105 sandera dengan 240 tahanan Palestina pada akhir November 2023.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Berita lain terkait Konflik Palestina vs Israel