ICOM Klarifikasi Terkait Walkie Talkie-nya yang Diduga Dipakai Israel untuk Ledakan Lebanon
Pertama, Icom menjelaskan bahwa mereka memang memproduksi dan mengirim radio genggam "IC-V82" yang dilaporkan meledak di Lebanon tersebut.
Penulis: Bobby W
Editor: Pravitri Retno W
TRIBUNNEWS.COM - Icom selaku perusahaan pembuat perangkat nirkabel yang namanya dicatut dalam walkie talkie yang meledak di Lebanon memberikan sejumlah klarifikasi pada Kamis (19/9/2024).
Perusahaan yang berpusat di Hirano-ku, Osaka, Jepang ini mengumumkan mereka belum dapat memastikan apakah perangkat nirkabel yang meledak di Lebanon adalah produk yang dikirim oleh perusahaan.
Klarifikasi ini disampaikan pihak Icom setelah viralnya laporan, perangkat yang meledak di Lebanon tersebut memiliki logo Icom
Melalui investigasi awal sejak Kamis pagi ini, Icom menyampaikan sejumlah klarifikasi terkait produk walkie talkie-nya tersebut.
Pertama, Icom menjelaskan mereka memang memproduksi dan mengirim radio genggam "IC-V82" yang dilaporkan meledak di Lebanon tersebut.
Namun demikian, seri produk IC-V82 tersebut hanya diproduksi di antara tahun 2004 hingga Oktober 2014.
Icom mengaku telah menghentikan produksi dan penjualan walkie talkie tersebut sekitar 10 tahun lalu.
Mereka juga tidak lagi menjual baterai untuk perangkat tersebut.
Icom juga menyebut perangkat IC-V82 ini tidak dilengkapi stiker hologram dalam produksinya untuk mencegah pemalsuan.
Karena hal tersebut, pihak Icom mengaku tidak dapat mengonfirmasi apakah walkie talkie yang meledak di Lebanon tersebut terjadi karena murni kerusakan komponen atau hasil sabotase Israel seperti yang ditudingkan banyak pihak.
Kedua, Icom juga membenarkan produk tersebut juga dipasarkan ke luar negeri, termasuk Timur Tengah.
Baca juga: Mengapa Bom di Walkie Talkie dan Pager yang Meledak tak Terdeteksi Saat Masuk Lebanon?
Namun demikian, Icom menjelaskan mereka hanya menjual produk kepada dealer tertentu yang berwenang untuk distribusi luar negeri.
"Kami mengirim produk hanya setelah menyusun program ekspor (Icom Security Trade Control Program) berdasarkan peraturan kontrol perdagangan yang ditetapkan oleh Kementerian Ekonomi, Perdagangan, dan Industri Jepang," ungkap Icom dalam pernyataannya.
"Yang jelas kami menerapkan kontrol ekspor yang ketat," lanjut Icom.