Tepis Rumor Miring, ICOM Klaim Sudah 10 Tahun Tak Produksi Walkie-Talkie yang Meledak di Lebanon
ICOM menegaskan perangkat radio dua arah atau walkie-talkie yang meledak di berbagai wilayah Lebanon sudah tidak diproduksi lagi oleh sejak 10 tahun
Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Pravitri Retno W
Sehari pasca-teror bom pager terjadi, rentetan ledakan kembali terjadi di seluruh Lebanon, bersumber dari perangkat komunikasi lain yakni walkie-talkie.
Dikutip dari Al Jazeera, Kantor Berita Nasional Lebanon melaporkan perangkat komunikasi walkie-talkie meledak di markas Hizbullah di Beirut timur dan selatan serta di wilayah timur Bekaa.
Insiden ini menewaskan 20 orang dan melukai 450 orang lainnya.
Salah satu saksi mata dari Al Jazeera di Tyre, Lebanon selatan, Ali Hashem, yang menyaksikan ledakan menuturkan, ledakan terjadi secara bersamaan.
"Ada sebuah mobil yang meledak tepat di belakang kami. Pada saat yang sama, ada ledakan di tempat lain [dekat sini]. Saya saat ini berada di tengah jalan. Ada banyak ambulans, kekacauan di mana-mana," kata Hashem.
"Tapi kali ini, sebagian besar yang meledak adalah walkie-talkie atau radio," tambahnya.
Israel Jadi Dalang Utama
Militan sayap Kanan Lebanon, Hizbullah menuding Israel sebagai dalang utama rentetan ledakan pager yang terjadi di Lebanon dan Suriah.
Tudingan ini dilontarkan Hizbullah setelah ribuan perangkat komunikasi pager genggam di Lebanon mengalami peretasan siber hingga secara mengejutkan meledak serentak.
"Kami menganggap musuh Israel sepenuhnya bertanggung jawab atas serangan kriminal ini yang menyebabkan beberapa orang menjadi martir (tewas), berdampak pada warga sipil, dan melukai banyak orang dengan berbagai jenis luka," kata kelompok militan Lebanon itu.
Lebih lanjut, Hizbullah bersumpah akan membalas serangan Israel tersebut.
"Musuh kriminal dan pengkhianat ini pasti akan menerima hukuman yang adil atas serangan berdosa ini, baik dengan cara yang diharapkan maupun tidak diharapkan," tegas Hizbullah dalam siaran resminya.
Perdana Menteri Lebanon Najib Mikati turut mengecam serangan itu, menganggap tindakan yang dilakukan Israel sebagai pelanggaran serius.
“Serangan itu merupakan agresi kriminal Israel, yang merupakan pelanggaran serius terhadap kedaulatan Lebanon dan kejahatan menurut semua standar," jelas Mikati melansir kantor berita NNA yang dikelola pemerintah lokal.
Sementara itu Menteri Informasi Ziad Makary mengatakan dalam sebuah konferensi pers di Beirut bahwa pemerintah Lebanon telah menghubungi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan negara-negara terkait untuk meminta pertanggungjawaban Israel atas kejahatan yang terus berlanjut ini.
(Tribunnews / Namira Yunia)