Total 20 Orang Tewas dalam Ledakan Walkie Talkie di Lebanon
Kementerian Kesehatan Lebanon memperbarui datanya, korban tewas akibat ledakan perangkat elektronik walkie-talkie bertambah menjadi 20 orang.
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Suci BangunDS
TRIBUNNEWS.COM - Sebelumnya, laporan BBC mengungkapkan, ledakan walkie-talkie menewaskan 14 orang dan melukai sedikitnya 450 orang.
Setelah Kementerian Kesehatan Lebanon memperbarui datanya, korban tewas akibat ledakan perangkat elektronik walkie-talkie bertambah menjadi 20 orang pada Rabu (18/9/2024).
TV al-Manar milik Hizbullah melaporkan ledakan di beberapa lokasi, yang katanya disebabkan oleh meledaknya walkie-talkie.
Serangkaian ledakan baru terjadi sehari setelah pager meledak hampir bersamaan di sejumlah lokasi di Lebanon, menewaskan sedikitnya 12 orang, termasuk dua anak-anak, dan melukai sekitar 2.800 orang.
Ali Hashem dari Al Jazeera, melaporkan dari Tyre di Lebanon selatan, menyaksikan dua ledakan.
Beberapa ledakan terjadi secara bersamaan, kata Hashem, mirip dengan ledakan pada hari Selasa.
"Namun kali ini, sebagian besar walkie-talkie atau radio (yang meledak)," katanya.
Ia menambahkan, laporan menunjukkan bahwa perangkat bertenaga surya dan beberapa baterai di mobil juga meledak.
Kantor Berita Nasional melaporkan, sistem energi surya rumah meledak di beberapa wilayah di Beirut.
“Ada mobil yang meledak tepat di belakang kami. Pada saat yang sama, ada ledakan di tempat lain (di dekat sana),” kata Hashem.
Baca juga: Populer Internasional: Perbandingan Pasukan Rusia vs NATO - Ledakan Pager Massal di Lebanon
Di jalan, Hashem melihat ada banyak ambulans berlalu lalang dan menyaksikan kekacauan di mana-mana.
Beberapa ledakan terdengar di sebuah pemakaman di Beirut untuk tiga anggota Hizbullah dan seorang anak yang terbunuh oleh pager yang meledak sehari sebelumnya, menurut wartawan dari kantor berita The Associated Press di tempat kejadian.
Serangan tersebut, telah mengguncang penduduk sipil dengan banyaknya orang berlumuran darah yang memenuhi rumah sakit di basis Hezbollah di Beirut.
Otoritas kesehatan telah meminta semua petugas medis yang tersedia untuk melapor bertugas.
Pager Meledak di Lebanon
Dalam ledakan ribuan alat komunikasi pager pada Selasa (17/9/2024), terdapat 12 orang tewas di sejumlah wilayah Lebanon. Sementara 3.500 orang lainnya terluka.
Perangkat pager yang meledak tersebut, digunakan oleh kelompok milisi Lebanon Hizbullah, tetapi juga warga sipil, untuk berkomunikasi tanpa intersepsi.
Hizbullah menuding Israel menjadi dalang ledakan ribuan perangkat komunikasi tersebut. Mereka bersumpah akan membalas tindakan Israel tersebut.
Kelompok milisi Palestina, Hamas hingga Iran juga mengecam aksi peledakan perangkat elektronik ini dan menuding Israel bertanggung jawab.
Israel hingga kini belum mengeluarkan pernyataan soal ledakan tersebut.
Namun, Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant memuji pasukannya selepas rentetan ledakan di Lebanon.
"IDF membawa prestasi luar biasa, bersama dengan Shin Bet, bersama dengan Mossad, semua badan dan semua kerangka kerja dan hasilnya adalah hasil yang sangat mengesankan," kata Gallant saat berkunjung ke pangkalan Angkatan Udara Ramat-David di Israel utara, Rabu (18/9), dikutip dari CNN.
Seorang fotografer AP di kota pesisir selatan Sidon melihat sebuah mobil dan toko ponsel rusak setelah perangkat meledak di dalamnya.
Baca juga: 8 Fakta Pager Hizbullah Meledak di Lebanon, Apa Itu Pager, Alasan Digunakan, Bagaimana Bisa Meledak?
Seorang gadis terluka di selatan ketika sistem energi surya meledak, kantor berita pemerintah melaporkan.
Di Beirut, Imran Khan dari Al Jazeera mengatakan ledakan dilaporkan di Dahiyeh, pinggiran selatan ibu kota Lebanon.
Ledakan hari Selasa (17/9/2024) dan Rabu (18/9/2024) terjadi setelah Israel mengumumkan perluasan tujuan perangnya untuk mencakup penduduk utara yang kembali ke rumah mereka di dekat perbatasan dengan Lebanon.
Menteri Luar Negeri Lebanon, Abdallah Bou Habib memperingatkan bahwa “serangan terang-terangan terhadap kedaulatan dan keamanan Lebanon” pada hari Rabu merupakan perkembangan berbahaya yang dapat “menandakan perang yang lebih luas”.
Sementara itu, Kepala Perserikatan Bangsa-Bangsa Antonio Guterres menyerukan “penahanan diri secara maksimal”.
"Sekretaris Jenderal mendesak semua pihak terkait untuk menahan diri secara maksimal guna mencegah eskalasi lebih lanjut," kata juru bicaranya, Stephane Dujarric, dalam sebuah pernyataan.
Jumlah Korban Tewas Perang Israel-Hamas
Puluhan ribu orang telah meninggalkan Israel utara sejak dimulainya perang di Gaza, yang dipicu oleh serangan yang dipimpin Hamas pada 7 Oktober di Israel selatan, di mana lebih dari 1.100 orang tewas dan sekitar 250 orang ditawan.
Israel telah melancarkan serangan brutal di Jalur Gaza sejak saat itu, menewaskan lebih dari 41.000 orang dan menghancurkan sebagian besar wilayah Palestina menjadi puing-puing, Middle East Monitor melaporkan.
Sejak 8 Oktober, Hizbullah telah terlibat dalam baku tembak hampir setiap hari dengan pasukan Israel di sepanjang perbatasan Lebanon-Israel untuk mendukung Hamas.
Pada hari Rabu, Hizbullah mengatakan Israel "bertanggung jawab penuh atas agresi kriminal ini" dan menegaskan kembali akan membalas serangan terbaru tersebut sambil mengatakan akan melanjutkan perlawanannya terhadap Israel untuk mendukung Hamas di Gaza.
"Pertukaran lintas batas dengan pasukan Israel berlangsung terus-menerus dan terpisah dari perhitungan sulit yang harus ditunggu oleh musuh kriminal untuk pembantaiannya”, kata Hizbullah.
(Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)