130 Rudal Hizbullah Lebanon Ditembakkan ke Israel Utara, Listrik Padam, Petugas Zionis Sampai Takut
Hizbullah menembakkan ratusan rudal dan roket ke Israel Utara. Warga Israel terluka hingga listrik padam.
Penulis: garudea prabawati
Editor: Pravitri Retno W
"Radio tentara Israel mengatakan telah diputuskan untuk memindahkan pasukan tempur dari Tepi Barat ke perbatasan dengan Lebanon untuk mengantisipasi pecahnya perang skala penuh," kata Al-Jazeera.
ABC News juga melaporkan Israel telah memindahkan kekuatan tempur yang kuat ke perbatasan utara dalam beberapa hari terakhir.
"Israel telah memperkuat pasukan di sepanjang perbatasan dengan Lebanon, termasuk kedatangan divisi tentara yang kuat minggu ini, termasuk yang bertempur di Jalur Gaza," ujar laporan tersebut.
Jaringan berita Amerika berbicara tentang pengerahan divisi ke-98 di perbatasan dengan Lebanon, yang menurutnya mencakup ribuan tentara, termasuk unit infanteri penerjun payung dan artileri serta pasukan komando elit.
Pengerahan divisi ke-98 juga dikonfirmasi oleh surat kabar Israel Yedioth Ahronoth.
"Sebagai persiapan untuk kemungkinan perluasan perang melawan Hizbullah di Lebanon selatan," bunyi laporan lainnya.
The Wall Street Journal juga mengutip sumber informasi yang mengatakan, serangan teroris siber Israel di Lebanon terjadi bersamaan dengan pemindahan divisi dari Jalur Gaza ke perbatasan dengan Lebanon.
Sementara itu, Radio Israel melaporkan pada tanggal 16 September bahwa komandan brigade utara, Uri Gordin, mengumumkan pasukannya siap untuk membangun zona keamanan di sisi perbatasan Lebanon.
Yakni, di tengah meningkatnya ketegangan dalam pemerintahan Israel mengenai perluasan operasi militer di Lebanon.
Hal ini terjadi pada hari yang sama ketika Dewan Keamanan Israel bertemu dan memutuskan untuk memberi wewenang kepada Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, dan Menteri Pertahanan, Yoav Gallant, untuk memasukkan kembali penduduk utara ke rumah mereka sebagai tujuan perang.
Surat kabar Israel, Maariv, melaporkan latihan darurat dilakukan sehari sebelumnya di Haifa, yang mensimulasikan berbagai skenario masa perang, termasuk potensi konflik dengan Lebanon.