Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Sebut Israel Bisa Lenyap dalam 2 Tahun, Trump: Pemilih Yahudi-Amerika Ikut Bersalah Jika Saya Kalah

Dalam pidatonya di KTT Nasional Dewan Israel-Amerika di Washington, Trump menyesalkan kalau ia tertinggal dari Harris di antara pemilih Yahudi-AS

Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
zoom-in Sebut Israel Bisa Lenyap dalam 2 Tahun, Trump: Pemilih Yahudi-Amerika Ikut Bersalah Jika Saya Kalah
USA Today
Non-Fungible Token (NFT) buatan Trump diberi nama America First Collection dan dijual 99 dolar AS atau sekitar Rp 1,53 juta. 

Sebut Israel Bisa Lenyap dalam 2 Tahun, Trump: Pemilih Yahudi-Amerika Ikut Bersalah Jika Saya Kalah

TRIBUNNEWS.COM - Calon presiden dari Partai Republik Donald Trump mengatakan pada Kamis (19/9/2024) kalau pemilih Yahudi-Amerika akan ikut disalahkan jika ia kalah melawan Wakil Presiden Kamala Harris, kandidat dari Partai Demokrat dalam pemiliihan presiden (Pilpres) AS pada 5 November mendatang.

Dalam pidatonya di KTT Nasional Dewan Israel-Amerika di Washington, mantan presiden tersebut menyesalkan kalau ia tertinggal dari Harris di antara pemilih Yahudi-Amerika.

Baca juga: Populer Internasional: Donald Trump Kembali Jadi Sasaran Pembunuhan - Rudal Fath-360 Pengganti S-300

Israel kemungkinan akan berhenti ada (lenyap) dalam waktu dua tahun jika Harris memenangkan pemilihan, dan orang Yahudi akan ikut disalahkan atas hasil tersebut karena mereka cenderung memilih Demokrat," kata Trump berpendapat. 

"Jika saya tidak memenangkan pemilihan ini - dan orang Yahudi akan sangat berperan jika itu terjadi karena jika 40 persen, maksud saya 60 persen orang memilih musuh - Israel, menurut pendapat saya, akan berhenti ada dalam waktu dua tahun," kata Trump kepada khalayak.

Trump mengutip sebuah jajak pendapat yang menurutnya menunjukkan Harris memperoleh suara 60 persen di antara pemilih orang Yahudi Amerika.

Ia juga menyesalkan perolehan suara kurang dari 30% di kalangan Yahudi Amerika dalam pemilihan umum 2016, yang dimenangkannya, dan pemilihan umum 2020, saat dia kalah oleh Presiden Demokrat Joe Biden. 

Berita Rekomendasi

Tidak jelas jajak pendapat apa yang dikutip oleh mantan presiden tersebut, tetapi Survei Pew Research baru-baru ini menemukan bahwa orang Yahudi Amerika lebih menyukai Harris daripada Trump, dengan perbandingan 65?rbanding 34%.

Trump menyampaikan komentar serupa pada pertemuan puncak terpisah di awal malam, juga di Washington, yang didedikasikan untuk memerangi antisemitisme di Amerika.

Kampanye Trump telah menjadikan kemenangan atas pemilih Yahudi di negara-negara medan pertempuran utama sebagai prioritas.

Yahudi-AS Condong ke Demokrat

Orang Yahudi AS telah condong ke Demokrat dalam pemilihan federal selama beberapa dekade dan terus melakukannya, tetapi hanya sedikit perubahan dalam suara Yahudi dapat menentukan pemenang pada bulan November.

Di medan pertempuran penting Pennsylvania, misalnya, terdapat lebih dari 400.000 orang Yahudi, di negara bagian yang dimenangkan Biden dengan 81.000 suara pada tahun 2020.

Dalam sebuah pernyataan sebelum pidato, Morgan Finkelstein, juru bicara kampanye Harris, mengkritik Trump karena terkadang bergaul dengan kaum anti-Semit.

Trump telah menolak semua tuduhan anti-Semitisme, dengan menyatakan dalam pidatonya pada hari Kamis bahwa ia memiliki menantu laki-laki yang beragama Yahudi.

Dalam komentarnya, Trump tidak menanggapi laporan CNN yang diterbitkan sebelumnya pada hari itu mengenai kandidat gubernur dari Partai Republik di North Carolina, Mark Robinson.

 Laporan itu menuduh Robinson pernah menyebut dirinya sebagai "NAZI kulit hitam!" dalam komentar yang diunggah di situs web pornografi dan bahwa ia menganjurkan kembalinya perbudakan.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas