Reaksi Hamas Atas Terbunuhnya Komandan Pasukan Elite Hizbullah oleh Israel: Tindakan Bodoh!
Hamas menyebutnya aksi Israel ini sebagai "tindakan bodoh yang akan menimbulkan konsekuensi,"
Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
"Sejalan dengan dukungan terhadap bangsa Palestina yang teguh di Gaza dan membantu perlawanannya yang berani dan terhormat, dan sebagai tanggapan terhadap serangan musuh Israel terhadap desa-desa dan rumah-rumah di Lebanon selatan, pasukan Hizbullah pada hari Jumat menargetkan markas besar militer rezim Zionis," kata pernyataan gerakan Hizbullah, kemarin.
Dalam pernyataan lain, Hizbullah mengatakan pihaknya telah menyerang pusat mata-mata Israel di Mishar dengan rudal Katyusha.
Pasukan Hizbullah juga menargetkan markas pengamatan dan operasi udara musuh Israel di pangkalan Meron dengan puluhan rudal.
Komandan Pasukan Elite Radwan Tewas
Israel kemudian membalas serangan Hizbullah itu dengan menyerang kawasan pemukiman di pinggiran selatan ibu kota Lebanon, Beirut pada Jumat (20/9/2024).
Serangan jet F-35 Israel menewaskan sedikitnya 14 orang dan melukai 66 lainnya.
Hizbullah mengonfirmasi 2 komandannya tewas dalam serangan Israel ini.
Komandan pertama yaitu Ibrahim Aqil yang dikonfirmasi tewas bersama anggota senior lain dari unit elite Hizbullah beberapa jam setelah serangan Israel di Beirut.
Aqil adalah seorang pemimpin senior di Pasukan Elit Hizbullah Radwan.
Hizbullah mengonfirmasi kematian Aqil dalam sebuah pernyataan tepat pada tengah malam, dikutip dari Asharq Al-Awsat.
Mereka menyebut Aqil sebagai 'salah satu pemimpin tertingginya' tanpa memberikan rincian tentang bagaimana ia meninggal.
Dalam pernyataan selanjutnya yang merangkum biografi Aqil, Hizbullah mengatakan ia terbunuh di pinggiran selatan Beirut, Dahiyeh.
Selain Aqil, Hizbullah kemudian mengumkan komandan kedua yang tewas akibat serangan Israel di Beirut, dikutip dari Al Jazeera.
Ia adalah Ahmad Mahmoud Wahabi yang merupakan seorang komandan senior Hizbullah dan bagian dari komando tertinggi Pasukan Radwan.
Hizbullah mengatakan Wahabi selama hidupnya telah memimpin operasi kelompok itu melawan Israel sejak awal perang Gaza pada bulan Oktober hingga awal tahun ini.