Israel Lebih Pilih Balas Dendam Ketimbang Selamatkan Nyawa Tawanan Israel Kata Eks Kepala Mossad
Mantan kepala Mossad Tamir Pardo mengatakan Pemerintah Israel memilih balas dendam ketimbang tawanan Gaza.
Editor: Muhammad Barir
Pemerintah Israel Pilih Balas Dendam Ketimbang Selamatnya Nyawa Tawanan Israel, Kata Mantan Kepala Mossad
TRIBUNNEWS.COM- Mantan kepala Mossad Tamir Pardo mengatakan Pemerintah Israel memilih balas dendam ketimbang tawanan Gaza.
Mantan kepala Mossad Tamir Pardo mengatakan pemerintah Israel seharusnya terlebih dahulu mendapatkan kesepakatan untuk pembebasan para tawanan dan kemudian fokus pada tujuan militer.
Pemerintah Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu lebih mengutamakan balas dendam daripada nyawa tawanan yang ditahan Hamas di Jalur Gaza, kata mantan kepala Mossad Tamir Pardo, Anadolu Agency melaporkan.
Pardo, yang memimpin Mossad dari tahun 2011 hingga 2016, mengindikasikan dalam sebuah wawancara untuk outlet media Israel Srugim , bahwa pemerintah Israel seharusnya menerima tawaran Hamas untuk pertukaran tahanan pada 8 Oktober 2023, "Namun, Israel memilih balas dendam."
Ia menekankan bahwa pemerintahan Netanyahu sudah mengetahui bahwa para tawanan tidak dapat diselamatkan semuanya melalui serangan militer dan dapat terbunuh dalam serangan udara Israel di Gaza.
"Namun, pemerintah tidak ambil pusing. Pemerintah justru melancarkan kampanye untuk meyakinkan publik bahwa narasi palsu adalah kemenangan mutlak," tegas mantan kepala Mossad itu.
Pardo menegaskan bahwa daripada mencari balas dendam, pemerintah Israel seharusnya terlebih dahulu mendapatkan kesepakatan untuk pembebasan para tawanan dan kemudian fokus pada tujuan militer.
Pernyataan tersebut senada dengan pernyataan Kepala Staf Israel Herzi Halevi, yang menyampaikan kepada keluarga tentara tawanan, baik yang masih hidup maupun yang sudah meninggal, dalam sebuah pertemuan menegangkan pada Sabtu malam, bahwa upaya untuk mengamankan pembebasan tawanan Israel semakin menantang dan rumit seiring berjalannya waktu, menurut media Israel.
Halevi menekankan bahwa militer Israel menghadapi tantangan besar dalam mengumpulkan informasi intelijen tentang tawanan Israel yang ditahan di Jalur Gaza.
Ia menambahkan bahwa ia “ tidak yakin akan ada yang bisa dibawa pulang ” jika kesepakatan tidak segera tercapai.
Pembicaraan mengenai gencatan senjata dan kesepakatan pertukaran tahanan telah terhenti karena perang Israel di Jalur Gaza terus berlanjut.
Koridor Philadelphia di perbatasan antara Gaza dan Mesir dan rincian tentang pembebasan tawanan Israel yang ditahan Hamas dan tahanan Palestina tetap menjadi poin utama yang menjadi perdebatan dalam kesepakatan tersebut .
Koridor tersebut meliputi perbatasan Rafah dengan Mesir yang sangat penting untuk pengiriman bantuan. Koridor tersebut membentang sepanjang 12,6 kilometer dari perbatasan Karem Abu Salem hingga Laut Mediterania.