Klaim Siap Tingkatkan Tekanan, Israel Ancam Hizbullah: Mereka akan Terima Pukulan Lagi dan Lagi
Tentara Israel mengklaim siap mengambil langkah-langkah tambahan terhadap kelompok Hizbullah.
Penulis: Nuryanti
Editor: Muhammad Nursina Rasyidin
Pasukan Israel yang bersenjata lengkap dan bertopeng menyerbu kantor Al Jazeera di Ramallah di Tepi Barat yang diduduki dan memberlakukan penutupan selama 45 hari dalam upaya terbaru mereka untuk membatasi liputan berita jaringan tersebut.
Al Jazeera menolak apa yang disebutnya sebagai "tindakan kejam dan tuduhan tidak berdasar yang diajukan oleh otoritas Israel untuk membenarkan penggerebekan ilegal ini".
Baca juga: Roket Hizbullah Hajar Israel, Pangkalan Udara Zionis Terbakar, Warga Panik Cari Tempat Berlindung
Wakil sekretaris jenderal Hizbullah Naim Qassem, yang tampil langka dalam pemakaman seorang komandan tinggi yang tewas dalam serangan udara Israel di pinggiran selatan Beirut pada hari Jumat, mengatakan kelompok tersebut telah memasuki "pertempuran perhitungan terbuka" dengan Israel.
Menteri Pertahanan Houthi di Yaman mengatakan kelompoknya siap meluncurkan lebih banyak rudal, termasuk rudal balistik hipersonik dan drone bermuatan bahan peledak, yang telah mereka gunakan sebelumnya untuk menargetkan Israel dalam mendukung Palestina.
Setidaknya tujuh orang tewas dan banyak yang terluka dalam pemboman Israel di Sekolah Kafr Qasim di kamp pengungsi Shati, yang menampung ratusan orang terlantar.
Menteri Luar Negeri Inggris David Lammy menyerukan "gencatan senjata segera" setelah "eskalasi yang mengkhawatirkan" antara Israel dan Hizbullah Lebanon, karena meningkatnya ketegangan lintas perbatasan menyebabkan kekhawatiran akan perang habis-habisan.
Seorang mantan kepala dinas intelijen Mossad Israel menuduh pemerintah PM Israel Benjamin Netanyahu memprioritaskan balas dendam atas nyawa tawanan Israel yang masih ditahan di Gaza, menurut sebuah laporan.
Setidaknya 41.431 orang tewas dan 95.818 orang terluka dalam perang Israel di Gaza.
Di Israel, jumlah korban tewas dalam serangan yang dipimpin Hamas pada 7 Oktober sedikitnya 1.139 orang sementara lebih dari 200 orang ditawan.
(Tribunnews.com/Nuryanti)