Media-media Siarkan Isu Yahya Sinwar Tewas, Jejak Radar Hilang hingga Catatan Diary
Menurut kabar burung, Yahya Sinwar meninggal di Gaza dalam sebuah serangan pasukan Israel.
Penulis: Facundo Chrysnha Pradipha
Editor: Wahyu Gilang Putranto
TRIBUNNEWS.COM - Baru-baru ini update berita konflik Timur Tengah sedang dihebohkan dengan kabar isu tewasnya pemimpin Hamas, Yahya Sinwar.
Namun, belum ada bukti nyata dan otentik terkait kebenaran berita tersebut.
Israel pun tengah melakukan penyelidikan atas kabar ini.
Menurut kabar burung, Yahya Sinwar meninggal di Gaza dalam sebuah serangan pasukan Israel.
Diduga, radar Sinwar sulit ditemui sejak agresi Israel terus menghantam Gaza beberapa waktu lalu.
Hal ini menjadi sorotan beberapa media internasional, mulai dari Yeni Safak hingga The Times of Israel.
Yeni Safak misalnya menuliskan, lembaga keamanan Israel mengumumkan sedang menyelidiki kemungkinan kematian pemimpin Hamas Yahya Sinwar menyusul serangan militer Israel di Jalur Gaza.
Channel 14 melaporkan, penyelidikan keamanan sementara menunjukkan Sinwar terluka, bukan terbunuh.
Penilaian ini didasarkan pada hilangnya kontak dengan Sinwar sejak serangan itu.
Dalam sebuah pernyataan, juru bicara militer Israel menegaskan, Belum ada informasi pasti yang membuktikan atau membantah kematian Sinwar.
Perkembangan ini terjadi di tengah meningkatnya ketegangan antara Israel dan Hamas sejak 7 Oktober, ketika Israel melancarkan serangan besar terhadap Gaza sebagai respons terhadap operasi Hamas.
Baca juga: Sekjen PBB Antonio Guterres Semprot Israel dan Hamas, Lebanon Bisa Jadi Gaza Selanjutnya
Agresi dilakukan menyusul meningkatnya tindakan Israel terhadap warga Palestina, yang mengakibatkan sedikitnya 41.252 kematian, termasuk hampir 16.500 anak-anak, dan lebih dari 95.497 luka-luka.
Sementara media Wion mengabarkan, Yahya Sinwar telah lama tidak dapat dihubungi, yang menyebabkan munculnya dugaan bahwa ia mungkin telah tewas dalam serangan IDF.
Israel sedang menyelidiki kemungkinan tewasnya Yahya Sinwar karena pemimpin Hamas yang berkantor di Gaza tersebut telah lama tidak dapat dihubungi, demikian klaim sebuah laporan di The Times of Israel yang mengutip beberapa media berbahasa Ibrani.