Israel Siap Lakukan Invasi Darat ke Lebanon setelah Bombardir Hizbullah
Israel mengatakan sedang melakukan persiapan untuk invasi darat ke Lebanon setelah menargetkan Hizbullah dalam serangan udara.
Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Pravitri Retno W
TRIBUNNEWS.COM - Pasukan Pertahanan Israel (IDF) bersiap melakukan invasi darat ke Lebanon di tengah meningkatnya serangan udara IDF terhadap kelompok Hizbullah.
Kepala Staf IDF, Herzi Halevi, mengonfirmasi serangan udara di Lebanon dapat membuka jalan bagi kemungkinan operasi darat oleh pasukan Israel melawan Hizbullah.
"Kami sedang bersiap untuk melakukan manuver darat dan memasuki wilayah musuh dan desa-desa yang telah diubah oleh Hizbullah menjadi situs militer utama," kata Herzi Halevi, Rabu (25/9/2024).
Ia mengatakan Hizbullah telah memperluas lingkaran pengeboman di Israel utara, wilayah Palestina yang diduduki.
Herzi Halevi mengancam Hizbullah dengan tanggapan yang kuat pada Rabu (25/9/2024) kemarin.
Sebelumnya, sumber informasi mengatakan anggota dewan perang Israel akan membahas pemberian wewenang kepada Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, dan Menteri Pertahanan Israel, Yoav Gallant, untuk menyetujui serangan darat di Lebanon.
"Perdana Menteri akan memberikan pidatonya di PBB besok dan kembali pada Sabtu malam. Hari ini, Perdana Menteri akan mengadakan konsultasi dengan pejabat keamanan untuk membahas kelanjutan serangan terhadap Lebanon," kata kantor Netanyahu dalam pernyataannya pada Rabu kemarin, seperti diberitakan Al Jazeera.
Menyusul kabar ini, Israel memanggil dua brigade cadangan untuk melaksanakan misi militer di perbatasan Lebanon.
Pemanggilan dua brigade cadangan ini memungkinkan upaya perang melawan Hizbullah untuk mewujudkan tujuan Netanyahu dalam mengembalikan pemukim Israel di utara yang sebelumnya mengungsi.
Sejak 8 Oktober 2023, Hizbullah mendukung perlawanan Palestina, Hamas, dan terlibat pertempuran dengan Israel di perbatasan Lebanon selatan dan Israel utara, wilayah Palestina yang diduduki.
Hizbullah bersumpah akan berhenti menyerang Israel jika Israel dan Hamas mencapai kesepakatan gencatan senjata di Jalur Gaza.
Baca juga: Israel Kerahkan 2 Brigade Cadangan ke Utara, Jenderal IDF ke Pasukan: Siap-siap Masuk ke Lebanon
Jumlah Korban di Jalur Gaza
Saat ini, Israel masih melancarkan agresinya di Jalur Gaza, jumlah kematian warga Palestina meningkat menjadi lebih dari 41.495 jiwa dan 96.006 lainnya terluka sejak Sabtu (7/10/2023) hingga Rabu (25/9/2024), dan 1.147 kematian di wilayah Israel, dikutip dari Anadolu Agency.
Sebelumnya, Israel mulai membombardir Jalur Gaza setelah gerakan perlawanan Palestina, Hamas, meluncurkan Operasi Banjir Al-Aqsa pada Sabtu (7/10/2023), untuk melawan pendudukan Israel dan kekerasan di Al-Aqsa sejak tahun 1948.
Israel mengklaim, ada 101 sandera yang hidup atau tewas dan masih ditahan Hamas di Jalur Gaza, setelah pertukaran 105 sandera dengan 240 tahanan Palestina pada akhir November 2023.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Berita lain terkait Konflik Palestina vs Israel