Turki, China, Australia, Amerika, Inggris Evakuasi Warganya dari Lebanon
Turki, China, Australia, Amerika, Inggris bersiap mengevakuasi warganya dari Lebanon di tengah meningkatnya ketegangan antara Israel-Lebanon.
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Sri Juliati
TRIBUNNEWS.COM - Sejumlah negara bersiap mengevakuasi warganya dari Lebanon di tengah meningkatnya ketegangan antara Israel-Lebanon.
Sebut saja Turki, China, dan Inggris.
Ada kemungkinan negara-negara lain akan menyusul untuk mengambil langkah serupa.
Selengkapnya, simak negara mana yang telah mengumumkan untuk mengevakuasi warganya dari Lebanon, yang telah Tribunnews rangkum berikut ini.
Turki, China, Australia, Amerika, Inggris Evakuasi Warganya dari Lebanon
1. Turki
Pertama, Turki bakal mengevakuasi warganya dari Lebanon.
"Turki sedang bersiap untuk mengevakuasi warganya dan warga negara asing dari Lebanon," menurut sumber Kementerian Pertahanan Turki yang dikutip oleh kantor berita Reuters.
Sumber tersebut mengatakan perencanaan awal dan persiapan untuk operasi evakuasi potensial sedang dilakukan.
Laporan itu muncul saat Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu mengatakan berita gencatan senjata dengan Hizbullah "tidak benar" dan memerintahkan militernya untuk terus bertempur dengan kekuatan penuh.
2. China
Baca juga: Australia Desak 15.000 Warganya Tinggalkan Lebanon Seiring Perang di Timur Tengah Makin Melebar
Selain Turki, Tiongkok juga meminta warganya untuk tidak pergi ke Lebanon
Kedutaan Besar China di Lebanon telah memperingatkan warganya agar tidak bepergian ke negara itu di tengah serangan udara Israel yang terus berlanjut.
Kedutaan juga mengaktifkan rencana tanggap darurat dan menyarankan warga negara di Lebanon untuk pergi.
3. Australia
Australia mendesak sekitar 15.000 warganya yang tinggal di Lebanon untuk meninggalkan negara itu.
Canberra mempertimbangkan risiko penutupan bandara Beirut dan kesulitan mengevakuasi sejumlah besar warga jika situasi di Timur Tengah semakin memburuk.
Perdana Menteri Australia, Anthony Albanese mengatakan pemerintahnya telah membuat rencana darurat yang dapat mencakup evakuasi melalui air, tetapi menolak memberikan rinciannya.