Jika Hassan Nasrallah Tewas, Potensi 'Gempa Politik' di Lebanon, Pendukungnya Khawatir
Media Al Jazeera mengamati jika Hassan Nasrallah tewas potensi akan terjadi 'gempa politik' di Lebanon. Diberitakan Israel klaim telah bunuh Nasrallah
Penulis: garudea prabawati
Editor: Wahyu Gilang Putranto
TRIBUNNEWS.COM - Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengklaim telah membunuh Sekretaris Jenderal Hizbullah, Hassan Nasrallah.
Kabar dugaan tewasnya Nasrallah diketahui digaungkan oleh Pemimpin oposisi Israel, Yair Lapid.
Lapid melalui akun X-nya, mengucapkan selamat kepada IDF atas serangan di Lebanon tersebut hingga diklaim telah menewaskan pemimpin Hizbullah.
"Saya mengucapkan selamat kepada lembaga pertahanan, IDF dan IAF (Angkatan Udara Israel) atas pemberantasan pembunuh massal Hassan Nasrallah. Semua musuh kita harus tahu bahwa mereka yang menyerang Israel akan dihukum mati. Ini adalah pencapaian yang signifikan bagi pencegahan dan keamanan Israel," tulis Lapid dalam pernyataannya di X, Sabtu (28/9/2024).
Belum ada konfirmasi dari Hizbullah mengenai dugaan pembunuhan pemimpinnya Nasrallah.
Namun, mengutip Al Jazeera, pendukung Nasrallah merasa khawatir.
Nasrallah adalah orang yang mendapat banyak dukungan, terutama di kalangan konstituen Syiah di Lebanon.
Menurut laporan Al Jazeera, mereka memandangnya sebagai sosok ayah, pemimpin agama, dan sosok yang mampu meningkatkan kedudukan mereka di Lebanon.
Pada saat yang sama, Hizbullah adalah aktor non-negara yang memiliki persenjataan lebih baik dibandingkan negara Lebanon dan hal ini membuat mereka mendapat musuh di negara tersebut.
Pidato terakhir yang disampaikan Nasrallah telah direkam sebelumnya dan dia tahu dia sedang diburu.
Jika berita kematian Nasrallah benar, maka hal itu berpotensi akan menjadi gempa politik di Lebanon.
Baca juga: Operasi Serangan Israel yang Diklaim Tewaskan Hassan Nasrallah Diberi Nama Orde Baru
Sementara itu dalam sebuah pernyataan di X, juru bicara militer Israel Avichay Adraee mengatakan Nasrallah ‘dilikuidasi’ dalam operasi yang menargetkan komando pusat Hizbullah yang terletak di bawah sebuah bangunan tempat tinggal di pinggiran selatan Beirut.
Adraee menjelaskan serangan udara tersebut dilakukan dengan “intelijen yang tepat dari badan intelijen militer,” yang menargetkan lokasi di mana kepemimpinan Hizbullah dilaporkan mengoordinasikan serangan terhadap Israel, mengutip Anadolu Agency.
Ia menambahkan, operasi tersebut juga mengakibatkan tewasnya Ali Karki, pemimpin front selatan Hizbullah, dan beberapa komandan Hizbullah lainnya.
Secara terpisah, harian Yedioth Ahronoth melaporkan bahwa pemimpin Hizbullah Nasrallah tewas menyusul serangan udara yang menjatuhkan 80 ton bom di lokasinya di pinggiran selatan Beirut.
“Lebih dari 80 ton bahan peledak, termasuk bom penghancur bunker, digunakan untuk menyerang bunker komando Hizbullah dalam serangan yang menewaskan Hassan Nasrallah,” kata harian itu.
Hingga saat ini Hizbullah belum mengomentari klaim tersebut.
(Tribunnews.com/Garudea Prabawati)