Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Prihatin pada Warga Palestina, Menlu Tunisia: Masyarakat Internasional Tetap Bungkam Tanpa Alasan

Menlu Tunisia mengecam masyarakat internasional atas kegagalannya memastikan hukum humaniter internasional dihormati.

Penulis: Nuryanti
Editor: Wahyu Gilang Putranto
zoom-in Prihatin pada Warga Palestina, Menlu Tunisia: Masyarakat Internasional Tetap Bungkam Tanpa Alasan
AFP/OMAR AL-QATTAA
Orang-orang bereaksi setelah serangan Israel terhadap sebuah sekolah di lingkungan Rimal di pusat Kota Gaza pada 20 Agustus 2024. Menlu Tunisia mengecam masyarakat internasional atas kegagalannya memastikan hukum humaniter internasional dihormati. 

TRIBUNNEWS.COM - Menteri Luar Negeri (Menlu) Tunisia, Mohamed Ali Nafti, menyatakan "keprihatinan dan kekecewaan" terkait warga Palestina.

Sebab, mereka telah menjadi sasaran "kejahatan perang paling keji" dan "segala bentuk pelanggaran hak asasi manusia" oleh Israel.

Berbicara di Majelis Umum PBB, Mohamed Ali Nafti mengecam masyarakat internasional atas kegagalannya memastikan hukum humaniter internasional dihormati.

"Masyarakat internasional tetap bungkam tanpa alasan dan tidak bermoral," katanya, Jumat (27/9/2024), dilansir Arab News.

"Menuntut agar hak asasi manusia dan masalah kemanusiaan didahulukan tidak berlaku lagi jika menyangkut rakyat Palestina," jelasnya.

"Masyarakat internasional harus memperlakukan semua manusia secara setara, tanpa diskriminasi atau standar ganda," tambah Nafti.

Ia menambahkan, perang Israel yang sedang berlangsung di Gaza telah membahayakan kepercayaan rakyat terhadap PBB dan kemampuannya untuk melaksanakan resolusinya sendiri.

BERITA REKOMENDASI

Menurutnya, Tunisia dengan tegas dan tanpa syarat mendukung hak-hak rakyat Palestina, khususnya hak mereka untuk menentukan nasib sendiri.

Tunisia mendukung Palestina mendirikan negara yang merdeka dan berdaulat dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya.

Tunisia juga mendukung upaya Palestina untuk menjadi anggota penuh PBB.

Warga Gaza Khawatir

Ketika konflik yang meningkat antara Israel dan Hizbullah menyita perhatian global, warga Palestina di Gaza dikabarkan khawatir.

Baca juga: Operasi Serangan Israel yang Diklaim Tewaskan Hassan Nasrallah Diberi Nama Orde Baru

Mereka ketakutan karena perhatian internasional telah dialihkan, dan kemungkinan buruk muncul yakni pengabaian.

Dikutip dari AP News, keluarga sandera Israel yang ditawan di Gaza memiliki kekhawatiran yang sama.

Nezar Zaqout, satu dari sekitar 1,9 juta warga Palestina yang terpaksa meninggalkan rumah mereka sejak perang Israel-Hamas meletus, mengungkapkan kekhawatirannya.

Ia khawatir pertempuran di perbatasan Israel-Lebanon akan mengalahkan minat terhadap kondisi kehidupan yang buruk di Gaza dan upaya untuk merundingkan gencatan senjata.

“Kami benar-benar dilupakan,” kata Zaqout, yang tinggal di Khan Younis setelah melarikan diri dari Kota Gaza beberapa bulan lalu.

“Tidak ada berita tentang kami di media," sambung dia.

Warga Palestina juga khawatir kondisi menyedihkan di Gaza akan menjadi permanen.

Saat ini, 90 persen penduduknya tuna wisma, dengan ratusan ribu orang tinggal di kamp tenda yang tidak bersih dan berjuang untuk mendapatkan makanan dan air bersih.

"Setahun berlalu, dan tidak ada yang peduli dengan kami."

"Setiap hari ada pengeboman, setiap hari ada martir, dan setiap hari ada korban luka," kata Saadi Abu Mustafa, yang melarikan diri dari Khan Younis ke Muwasi, sebuah kamp tenda yang luas di sepanjang pantai selatan Gaza.

Diketahui, kelompok militan Lebanon, Hizbullah, dan pasukan Israel saling tembak hampir setiap hari di tengah perang di Gaza.

Hizbullah saling serang di perbatasan selatan Lebanon dengan Israel selama hampir setahun sejak 8 Oktober 2023, ketika kelompok itu memulai serangannya untuk menghalangi Israel dari perangnya di Gaza.

Baca juga: Israel Serang Beirut, Pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah Tak Dapat Dihubungi, Disebut Masih Hidup

Warga Palestina memeriksa kerusakan di lokasi serangan Israel terhadap sekolah yang menampung warga Palestina terlantar di lingkungan Zaytoun, Kota Gaza, pada 21 September 2024.
Warga Palestina memeriksa kerusakan di lokasi serangan Israel terhadap sekolah yang menampung warga Palestina terlantar di lingkungan Zaytoun, Kota Gaza, pada 21 September 2024. (AFP/OMAR AL-QATTAA)

Update Perang Israel-Hamas

Diberitakan Al Jazeera, Israel melancarkan sejumlah serangan udara yang menargetkan gedung-gedung apartemen hunian di Beirut selatan dalam serangan yang digambarkan sebagai “belum pernah terjadi sebelumnya”, dan anak-anak dilaporkan termasuk di antara mereka yang tewas saat tim penyelamat menggali reruntuhan.

Militer Israel melancarkan gelombang serangan terhadap Beirut setelah mengabaikan seruan global untuk gencatan senjata dengan Hizbullah, mengintensifkan kampanye pengeboman yang telah menewaskan lebih dari 700 orang di Lebanon sejak Senin.

Perdana Menteri Palestina Mohammad Mustafa mengatakan kepada Dewan Keamanan PBB bahwa Israel adalah “negara jahat” yang harus bertanggung jawab atas “kejahatan” yang dilakukan di Gaza, Tepi Barat yang diduduki, dan terhadap rakyat Lebanon.

Pada Sabtu dini hari terjadi serangan baru Israel terhadap Lebanon, dengan jet tempur tanpa henti membombardir pinggiran selatan Beirut.

Baca juga: Tentara Israel Serbu Menara Kendali Bandara Beirut di Lebanon, Pesawat Iran Tak Boleh Mendarat

Jumlah korban tewas akibat serangan terbaru ini masih belum jelas, karena ambulans tidak dapat menjangkau daerah yang terkena dampak di distrik Dahiyeh karena intensitas serangan, demikian laporan media lokal.

Militer Israel mengatakan mereka menargetkan pusat komando dan depot senjata Hizbullah, tetapi belum memberikan bukti untuk mendukung pernyataan ini.

Penduduk telah meninggalkan Dahiyeh dan mencoba mencari perlindungan di Ramlet al-Baida, pantai umum di Beirut, dan di Lapangan Martir di pusat kota.

Militer Israel mengatakan sirene dibunyikan di wilayah Galilea Atas di Israel utara setelah mendeteksi 10 roket diluncurkan dari Lebanon selatan.

Setidaknya 41.534 orang tewas dan 96.092 orang terluka dalam  perang Israel di Gaza.

Di Israel, jumlah korban tewas dalam serangan yang dipimpin Hamas pada 7 Oktober sedikitnya 1.139 orang, sementara lebih dari 200 orang ditawan.

(Tribunnews.com/Nuryanti)

Berita lain terkait Konflik Palestina Vs Israel

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas