Warga Yordania Meradang, Desak Pemerintahnya Tak Tembak Jatuh Rudal Iran yang Masuk ke Israel
Warga Yordania menyatakan kemarahannya atas partisipasi pemerintah mereka dalam menghentikan serangan rudal dan pesawat tak berawak Iran ke Israel
Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Bobby Wiratama
"Raja Abdullah II melindungi Israel dari pesawat nirawak Iran, semuanya baik-baik saja. Namun, dia tidak dapat melindungi Tepi Barat," kata Walid al-Jama'iye, seorang pengguna X, dikutip New Arab.
Penggambaran Yordania sebagai sekutu dan pelindung Israel juga membuat marah banyak masyarakat di Amman.
Mereka menuding tindakan pemerintah Yordania sebagai upaya pembelaan terhadap Israel selaku sekutu terdekatnya, mengingat sejak tahun 1994 dan kedua negara itu diketahui bekerja sama dalam berbagai masalah keamanan regional yang melampaui pendudukan Palestina.
Lamis Andoni, seorang analis dan komentator urusan Timur Tengah dan Palestina, juga menuduh Yordania sebagai sekutu dekat Israel.
Menurutnya Yordania dipaksa untuk campur tangan membantu Israel di bawah tekanan Amerika, ini lantaran Yordania adalah penerima bantuan AS yang rutin bekerja sama dengan Washington.
"Amerika bermaksud menyeret Yordania agar berpartisipasi penuh dalam membela Israel dalam aliansi Barat. Ini secara resmi telah menarik Yordania untuk membela Israel," kata Andoni.
Pemerintah Yordania Buka Suara
Menanggapi tudingan miring yang ditujukan untuk pemerintahannya, pemerintah pusat menjelaskan bahwa penembakan rudal dan pesawat tak berawak Iran karena dianggap sebagai pelanggaran kedaulatan.
Oleh karenanya pemerintah kerajaan berhak menembak rudal Iran yang dianggap berpotensi membahayakan negara.
"Rudal-rudal ini melintasi wilayah udara Yordania tanpa koordinasi atau pemberitahuan kepada kerajaan, dan kami adalah negara berdaulat," kata Nidal Abu Zeid, seorang pakar militer dan analis politik, kepada MEE.
"Rudal yang jatuh di Yordania adalah selongsong rudal, bukan hulu ledak peledak, dan ini berarti bahwa sistem pertahanan udara menangani rudal yang meledak di udara," katanya.
(Tribunnews.com/ Namira Yunia)