Timur Tengah Memanas, Indonesia Booking Pesawat Komersil untuk Angkut 40 WNI dari Yordania
Saat ini, sekolah dan universitas di sebagian Lebanon ditutup sementara. Pemerintah Lebanon juga telah menyiapkan tempat penampungan bagi orang-orang
Penulis: Danang Triatmojo
Editor: Acos Abdul Qodir
Saat ini, WNI yang masuk gelombang kelima sedang dalam perjalanan menuju Amman, Yordania, untuk bergabung dengan 20 WNI gelombang keempat.
“Saat ini mereka sedang menuju perbatasan Suriah dan Yordania, KBRI Amman sudah siap menjemput, mereka akan handover dari KBRI Damaskus menuju KBRI Amman, dan akan kita kawal menuju ke Amman dan akan bergabung dengan 20 WNI yang lain. Jadi, total semua ada 40,” jelas Judha.
116 WNI Pilih Tinggal di Lebanon
Di sisi lain Judha menyampaikan status terakhir mencatat masih ada 116 WNI di Lebanon. Jumlah tersebut fluktuatif lantaran ada WNI yang baru melakukan lapor diri ke KBRI Beirut, dan ada juga yang mengevakuasi secara mandiri.
“Ada beberapa yang bisa keluar dengan penerbangan komersial, ada yang baru lapor awalnya tidak tercatat setelah kami pendekatan akhirnya ada yang baru lapor diri,” kata Judha.
Mereka terdiri dari mahasiswa, pekerja migran serta WNI yang telah menikah dan berkeluarga dengan warga negara Lebanon.
WNI mahasiswa mayoritas tinggal di wilayah Lebanon Utara atau wilayah yang relatif aman. Bahkan pihak kampus juga belum menetapkan status darurat. Para mahasiswa khawatir jika ikut evakuasi akan dianggap putus pendidikan.
“Dari 116 itu, mayoritas adalah WNI yang menikah dengan WN Lebanon, mahasiswa dan pekerja migran,” kata Judha.
Selain itu ada juga WNI yang tinggal di Lebanon Selatan, Beirut, Saida atau Sidon, bekerja di UNIFIL atau Pasukan Sementara PBB di Lebanon, serta beberapa lainnya bekerja di Tyre.
“Ini atas pilihan sendiri memang mereka tidak ingin melakukan proses evakuasi,” pungkas dia.
Kondisi Konflik Israel - Hizbullah di Lebanon
Saat ini, situasi memanas terjadi antara Israel dan Lebanon. Kedua negara saling berbalas serangan.
Rentetan serangan udara dilancarkan Israel menargetkan ratusan kelompok Hizbullah di wilayah Lebanon.
Militer Israel mengklaim telah menyerang lebih dari 1.300 lokasi yang digunakan oleh kelompok bersenjata Hizbullah yang didukung Iran. Lebanon membalas dengan melancarkan rentetan roket.
Akibat konflik ini, per Selasa (24/9/2024) otoritas Lebanon mencatat jumlah korban tewas akibat bombardir Israel sebanyak 558 orang, termasuk 50 anak-anak.
Baca juga: WNI Tewas Dikeroyok 22 Rekan Kerjanya Sesama Warga Indonesia di Kamboja, Dua Wanita Terlibat
Saat ini, sekolah dan universitas di sebagian Lebanon ditutup sementara. Pemerintah Lebanon juga telah menyiapkan tempat penampungan bagi orang-orang yang mengungsi dari wilayah selatan.