Ukraina Retas Sistem Pengadilan Rusia Tepat di Hari Ulang Tahun Putin
Seperti "hadiah ulang tahun", Ukraina memretas sistem pengadilan Rusia tepat di hari ulang tahun Vladimir Putin.
Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Endra Kurniawan
TRIBUNNEWS.COM - Spesialis siber dari intelijen militer Ukraina (HUR), bersama dengan kelompok aktivis, "mengucapkan selamat ulang tahun" kepada Presiden Rusia Vladimir Putin dengan meretas sistem pengadilan otomatis Rusia, "Pravosudie."
Mengutip Kyiv Post, sumber dari HUR melaporkan bahwa serangan tersebut melumpuhkan pekerjaan pengadilan, sistem email departemen, dan situs web resmi.
"Dengan serangan siber tersebut, data pribadi pengguna dan dokumentasi internal dari sistem tersebut diperoleh. Saat ini, warga Rusia melaporkan tidak dapat mengajukan tuntutan hukum atau melihat jadwal sidang pengadilan, karena situs web pengadilan sedang tidak aktif," kata sumber tersebut.
Menurut HUR, serangan itu dapat terjadi karena rendahnya kualifikasi para pakar keamanan siber Rusia dan kerentanan dalam sistem keamanan komputer Rusia.
Sistem "Pravosudie" adalah sistem manajemen dokumen elektronik untuk pengadilan di semua yurisdiksi dan tingkat di Rusia.
Sistem ini digunakan untuk mengajukan tuntutan hukum, memberikan informasi tentang sidang pengadilan dan perubahan jadwal, serta menawarkan konsultasi tentang kasus pengadilan.
Peretas dari HUR telah secara sistematis menyerang jaringan dan infrastruktur digital Rusia selama beberapa minggu terakhir.
Pada Jumat (4/10/2024) lalu, HUR menyerang beberapa situs daring yang terhubung dengan jalur pasokan tentara Rusia, kata seorang sumber kepada Kyiv Post.
Peretas berhasil menyusup ke situs web yang mendukung jaringan logistik militer Rusia dan mengumpulkan informasi tentang pergerakan personel militer.
Salah satu target paling signifikan adalah situs okrug.ru, yang memasok berbagai jenis peralatan dan seragam kepada tentara Rusia.
Selanjutnya, pada Rabu (6/10/2024), peretas HUR melakukan serangan siber terhadap sektor perbankan Rusia sebagaimana dilaporkan di Kyiv Post.
Baca juga: Merana Pasukan Putin Gegara Zelensky Serang Kilang Minyak Rusia di Krimea, Rudal Kinzhal Diredam
Alfa Bank, Otkritiy Bank, dan operator telekomunikasi Rostelecom, yang memberikan dukungan finansial terhadap invasi Rusia ke Ukraina, terkena serangan siber tersebut menurut sumber HUR.
Spesialis komputer HUR melakukan serangan siber terhadap lebih dari 800 server di berbagai wilayah Federasi Rusia antara Senin, 23 September hingga Kamis, 26 September.
Pada 13 September, spesialis siber HUR meretas pusat federal Rusia “Osnovanie,” yang mensertifikasi tanda tangan digital yang digunakan oleh bisnis dan individu lokal.
Serangan itu menutup akses pengguna ke layanan tersebut selama lebih dari seminggu dan meninggalkan pesan di situs tersebut yang berbunyi:
“Sertifikat Anda berada di tangan yang aman. Hasil dari penjualan data Anda akan digunakan untuk mendukung kebutuhan angkatan bersenjata Ukraina.”
Ulang Tahun Putin
Presiden Rusia Vladimir Putin baru saja merayakan ulang tahunnya yang ke-72 pada Senin, 7 Oktober 2024.
Dilansir Reuters, para pendukungnya mengatakan bahwa sang presiden, yang merupakan mantan mata-mata KGB, telah membangkitkan Rusia dari keterpurukannya dan akan memberikan kemenangan melawan Barat dalam perang Ukraina.
Putin, yang menduduki jabatan tertinggi Kremlin hanya delapan tahun setelah jatuhnya Uni Soviet pada tahun 1991, adalah pemimpin Kremlin yang paling lama menjabat sejak Josef Stalin yang meninggal di dacha-nya di luar Moskow pada tahun 1953 pada usia 74 tahun.
Dicap sebagai seorang otokrat, pembunuh, dan penjahat perang oleh para pemimpin Barat, popularitas Putin justru meningkat di Rusia sejak ia memerintahkan ribuan pasukan ke Ukraina pada Februari 2022, menurut jajak pendapat Rusia.
"Tuhan selamatkan Tsar!," tulis ideolog Rusia ultra-nasionalis Alexander Dugin.
"Putin memerintah negara dengan percaya diri dan tanpa tergesa-gesa. Dan akan selalu begitu - yah, hampir," ungkap Dugin dalam ucapan selamat ulang tahunnya, yang diunggah di saluran pesan Telegram-nya beberapa menit setelah tengah malam.
Tidak seperti kebanyakan pemimpin Rusia dalam sejarah, Putin tidak memiliki penerus yang terlihat.
Ia juga tidak memiliki pesaing serius, menurut beberapa sumber Rusia.
Para kritikus mengatakan kemunduran awal dalam invasi Rusia ke Ukraina menggambarkan kelemahan Rusia, meskipun para jenderal AS mengatakan Moskow dengan cepat belajar dari kegagalannya dan telah beradaptasi dengan tuntutan perang darat terbesar di Eropa sejak Perang Dunia Kedua.
Baca juga: Vladimir Putin Hancurkan Bocharov Ruchey, Vila Liburan Favoritnya di Laut Hitam
Rusia, seperti Ukraina, telah menderita kerugian besar dalam jumlah pasukan dalam perang tersebut.
Pada tahun 2023, Putin menghadapi pemberontakan yang gagal oleh Yevgeny Prigozhin, pemimpin kelompok tentara bayaran Wagner.
Pesawat Prigozhin jatuh dua bulan setelah pemberontakan tersebut.
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)