Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Seoul Tuduh Tentara Korea Utara Bertempur untuk Rusia di Ukraina

Menteri Pertahanan Korea Selatan (Korsel), Kim Yong-hyun menuduh tentara Korea Utara (Korut) ikut bertempur bersama pasukan Rusia di Ukraina.

Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Whiesa Daniswara
zoom-in Seoul Tuduh Tentara Korea Utara Bertempur untuk Rusia di Ukraina
TACC/Vladimir Smirnov
Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un (kiri) berjalan bersama Presiden Rusia Vladimir Putin (kanan) dalam agenda pertemuan di Pyongyang, Korea Utara pada Rabu (19/6/2024). - Menteri Pertahanan Korea Selatan (Korsel), Kim Yong-hyun menuduh tentara Korea Utara (Korut) ikut bertempur bersama pasukan Rusia di Ukraina. 

TRIBUNNEWS.COM - Menteri Pertahanan Korea Selatan (Korsel), Kim Yong-hyun menuduh tentara Korea Utara (Korut) ikut bertempur bersama pasukan Rusia di Ukraina.

Lebih lanjut, Kim pada hari Selasa (8/10/2024) mengatakan sangat mungkin kalau enam perwira Korea Utara tewas dalam serangan Rudal Kraina di dekat Donetsk pada Kamis (3/10/2024), lapor media Ukraina.

"Kami menilai kemungkinan jatuhnya korban di kalangan perwira dan prajurit Korea Utara di Ukraina sangat besar, mengingat berbagai keadaan," kata Kim, dikutip dari France24.

Ia menambahkan bahwa Seoul mengharapkan Pyongyang mengirimkan lebih banyak pasukan untuk mendukung upaya perang Rusia.

Sejauh ini, Korea Utara menepis tuduhan bahwa mereka memasok senjata kepada pasukan Rusia untuk digunakan dalam invasi ke Ukraina.

"Masalah penempatan pasukan reguler kemungkinan besar disebabkan oleh kesepakatan bersama yang menyerupai aliansi militer antara Rusia dan Korea Utara," katanya.

Dikutip dari Al Jazeera, Kim Yong-hyun, menambahkan Korea Utara diperkirakan akan mengirim lebih banyak prajurit untuk ikut serta dalam pertempuran dengan Ukraina.

Berita Rekomendasi

Baik Ukraina maupun Rusia memiliki pejuang asing di jajaran mereka.

Pernyataan pejabat tinggi Korea Selatan itu muncul di tengah laporan yang menyebut hubungan antara Korea Utara dan Rusia semakin menguat.

Jurnalis AFP di India dan Nepal telah menyelidiki upaya perekrutan untuk militer Rusia.

Korea Selatan juga mengklaim Pyongyang telah mengirim ribuan kontainer senjata ke Rusia untuk digunakan di Ukraina.

Baca juga: Kim Jong Un Kirim Ucapan Selamat Ulang Tahun ke Putin, Sebut Presiden Rusia sebagai Teman Dekat

Pyongyang yang punya senjata nuklir telah secara terbuka memperkuat hubungan militer dengan Moskow dalam beberapa tahun terakhir.

Bahkan, Presiden Vladimir Putin melakukan kunjungan langka ke Pyongyang pada bulan Juni kemarin, di mana ia menandatangani perjanjian pertahanan bersama dengan pemimpin Kim Jong Un.

Para analis telah memperingatkan bahwa peningkatan pengujian dan produksi artileri serta rudal jelajah oleh Korea Utara baru-baru ini dapat dilakukan sebagai persiapan untuk pengiriman ke Rusia.

Mempererat hubungan

Kim Jong Un dan Putin pada bulan Juni mengadopsi kemitraan strategis komprehensif yang mencakup pakta pertahanan bersama.

Korea Selatan, yang didukung oleh Amerika Serikat, mengklaim bahwa Pyongyang telah menjadi pemasok utama senjata yang digunakan di Ukraina bagi Rusia.

Kedua negara membantah tuduhan tersebut.

Para analis telah memperingatkan bahwa peningkatan terbaru dalam produksi dan pengujian artileri dan rudal jelajah oleh Korea Utara dapat menjadi persiapan untuk pengiriman lebih lanjut ke Rusia.

Korea Utara dilarang oleh sanksi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dari melakukan uji coba apa pun dengan menggunakan teknologi balistik.

Namun, pada bulan Maret, Moskow menggunakan hak vetonya di Dewan Keamanan PBB untuk secara efektif mengakhiri pemantauan PBB atas pelanggaran, sebuah langkah yang secara khusus membuat Pyongyang berterima kasih kepada Rusia.

Ketegangan di Semenanjung Korea meningkat dalam beberapa bulan terakhir di tengah uji coba senjata di Korea Utara dan latihan militer skala besar di Korea Selatan.

Korea Utara diperkirakan akan membatalkan perjanjian penting antar-Korea yang ditandatangani pada tahun 1991 pada pertemuan parlemen minggu ini sebagai bagian dari upaya Kim untuk secara resmi mendefinisikan Korea Selatan sebagai negara musuh.

Moskow dan Pyongyang telah menjadi sekutu sejak berdirinya Korea Utara setelah Perang Dunia II dan hubungan antara kedua negara semakin dekat sejak Moskow memulai invasi besar-besaran ke Ukraina.

(Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas