Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Sopir India Namai Busnya 'Israel', Terpaksa Ganti Nama Bus Jadi 'Yerusalem' setelah Dihujat

Sopir bus Kota Mangaluru, India, nekat menamai busnya sebagai 'Israel Travels'.

Penulis: Febri Prasetyo
Editor: Nuryanti
zoom-in Sopir India Namai Busnya 'Israel', Terpaksa Ganti Nama Bus Jadi 'Yerusalem' setelah Dihujat
Israel Hayom
Bus di India dinamai "Israel Travels". Nama itu diganti "Yerusalem" setelah muncul kecaman. 

TRIBUNNEWS.COM – Seorang sopir sekaligus pemilik bus di Kota Mangaluru, negara bagian Karnataka, India, nekat menamai busnya sebagai “Israel Travels”.

Nama bus itu memicu kontroversi sehingga sang sopir yang bernama Lester Kateel mendapat hujatan di media sosial.

Kateel sendiri dilaporkan sudah bekerja di Israel selama 12 tahun terakhir. Dia mengaku mencintai Israel.

“Saya sangat mencintai Israel karena sudah bekerja di sana bertahun-tahun. Saya menyukai cara negara ini bekerja dan beroperasi. Saya merasa sangat terlindungi, bahkan saat perang,” kata Kateel dikutip dari Israel Hayom.

Di Mangaluru, Kateel mengoperasikan busnya di jalur Moodbidri-Kinnigoli-Kateel-Mulki.

Warganet di membagikan foto bus itu di media sosial dan meminta polisi menindak Kateel karena nekat menggunakan nama “Israel” yang kini tengah disorot karena invasinya di Jalur Gaza.

Setelah mendapat kritik pedas, Kateel memutuskan mengubah nama busnya menjadi “Yerusalem”.

BERITA REKOMENDASI

“Segera setelah mengetahui pesan-pesan itu di media sosial, saya memutuskan untuk mengubah nama bus.

Dia mengaku bingung dengan kecaman itu. “Saya tak paham mengapa orang-orang punya masalah dengan Israel Travels."

Menurut Kateel, polisi tidak menekannya untuk mengubah nama busnya.

Mereka yang meminta pengubahan nama itu mengatakan polisi bisa menerima laporan mengenai status WhatsApp yang membela “Palestina”.

Baca juga: Irak Bombardir Target Penting Israel dengan Drone Peledak, 2 Pasukan Zionis Tewas

Oleh karena itu, laporan serupa juga bisa disampaikan jika ada orang yang menamainya kendaraannya “Israel”.

Di sisi lain, polisi membantah telah melakukan kesalahan apa pun

India makin dekat dengan Israel

Hubungan India dengan Israel makin erat sejak Perdana Menteri Narendra Modi berkuasa di India.

Modi adalah salah satu pemimpin pertama yang mengecam serangan Hamas ke Israel tanggal 7 Oktober 2023.

Bahkan, dalam cuitannya di media sosial X, dia menyebut Hamas sebagai “teroris”. Padahal, India tidak secara resmi menganggap Hamas sebagai organisasi teroris.

India sebelumnya adalah pendukung teguh Israel. Namun, India di bawah Modi makin dekat dengan Israel.

Pemerintah India lambat dalam mendukung gencatan senjata di Gaza. Bahkan, India memilih abstain dalam pemungutan suara di Majelis Umum PBB mengenai gencatan senjata.

Hal itu memunculkan pertanyaan apakan India sudah tak lagi mendukung Palestina dan kini memilih membela Israel.

Azad Essa, penulis buku Hostile Homelands: The New Alliance Between Indian and Israel, mengungkapkan penyebab India makin dekat dengan Israel.

Menurut Essa, hubungan dekat India-Israel berkaitan erat dengan sentimen antimuslim yang mengakar pada sikap politik Modi dan para pendukungnya.

Baca juga: Terungkap, Biden Pernah Memaki Netanyahu, Sebut PM Israel Pendusta Sialan, Orang Jahat Sialan

“Banyak orang India menjadi pendukung utama Israel karena pemerintahnya berhasil membuat narasi bahwa proyek modernisasi di India sangat berkaitan erat dengan India yang menjadi rekan Israel dan keduanya menghadapi musuh sama dalam bentuk orang Islam,” kata Essa dikutip dari TRT World.

Dukungan India kepada Palestina

Dulu India dikenal membela Palestina. Dukungan itu berakar dari perjuangan India dalam melawan penjajahan Inggris.

Para pemimpin India seperti Jawaharlal Nehru dan Mahatma Gandhi mendukung Palestina saat India berusaha menggapai kemerdekaannya.

“Palestina milik orang Arab sebagaimana Inggris milik orang Inggris atau Prancis milik orang Prancis,” kata Gandhi.

Mahatma Gandhi
Mahatma Gandhi (IST)

Sementara itu, Nehru menyebut Palestina pada dasarnya adalah negara Arab dan harus tetap seperti itu.

“Jadi hak orang Yahudi atas tanah air seharusnya tidak mengorbankan tanah air penduduk Arab di Palestina,” ujar Nehru.

India menentang rencana pembagian Palestina pada tahun 1947 dan memilih mendukung kemerdekaan Palestina.

Kendati mengakui negara Israel tahun 1950, India cenderung lebih dekat dengan sekutu Arabnya saat Perang Dingin.

India mendukung Mesir saat Krisis Suez tahun 1956 dan mengakui Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) tahun 1974. PLO bahkan diizinkan membuka kantor di New Delhi tahun 1975.

(Tribunnews/Febri)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas