Drama Gelar dari Kampus di Thailand Berlanjut: Setelah Raffi Ahmad, Kini Pengusir Hantu Juga Dapat
warganet di Thailand geram karena influencer tersebut dikenal karena konten-konten supernatural seperti berburu hantu atau menyembuhkan kerasukan
Penulis: Bobby W
Editor: Tiara Shelavie
TRIBUNNEWS.COM - Kontroversi dalam dunia pendidikan di Thailand terutama pada jenjang perguruan tinggi tampaknya masih jauh dari kata berakhir.
Setelah kontroversi gelar Honoris Causa kepada Raffi Ahmad oleh Universal Institute of Professional Management (UIPM) Thailand, kini kasus serupa juga terjadi lagi.
Panasnya isu pemberian gelar ini terjadi lagi lantaran influencer viral di Thailand yakni Phee Dome, Tan Phee, dan Nong Ying mendapatkan penghargaan dari sebuah kampus pada Selasa (8/10/2024).
Ketiganya diganjar penghargaaan sebagai duta Pariwisata Budhisme 2024-2025 atas karya-karya yang mereka bagikan di media sosial.
Penghargaan tersebut diberikan oleh Subkomite Kegiatan Promosi Buddhisme, Universitas Mahachulalongkornrajavidyalaya, bekerja sama dengan Departemen Urusan Agama (DoRA), Kementerian Kebudayaan Thailand dan Otoritas Pariwisata Thailand (TAT).
Ketiganya mendapatkan gelar tersebut dalam sebuah acara penghargaan yang digelar di Ruang Rapat Suphannahong, Lantai 10, Kantor TAT, Jalan Phetchaburi Baru, Bangkok.
Sontak penghargaan kepada ketiga influencer ini membuat warganet di Thailand merasa geram.
Hal ini terjadi lantaran ketiganya mengunggah konten-konten viral yang jauh dari format mempromosikan Pariwisata Thailand maupun Budhisme.
Ketiganya selama ini dikenal karena konten-konten supernatural seperti penyembuhan menggunakan energi gaib hingga menyembuhkan orang-orang yang mengalami kerasukan.
Selain itu, ketiganya juga terkenal karena konten mengusir roh jahat atau berburu hantu di sejumlah tempat-tempat yang angker.
Mendengar viralnya kabar penghargaan tersebut, TAT dan DoRA selaku perwakilan pemerintah Thailand yang dicatut dalam penghargaan tersebut pun buka suara.
Pemerintah Thailand Mengaku Kecolongan
Baca juga: Viral di Chiang Mai Peti Jenazah Terdampar setelah Banjir di Thailand Mereda, Wali Kota Buka Suara
Menanggapi viralnya gelar yang diberikan kepada Phee Dome, Tan Phi, dan Nong Ying, pihak TAT dan DoRA memberikan bantahannya.
Kedua organisasi Pemerintah Thailand tersebut kompak mengaku kecolongan dan menegaskan bahwa mereka tak memiliki hubungan apapun dengan penghargaan yang diberikan.
TAT merilis pernyataan melalui halaman Facebook-nya pada hari Rabu, yang menyatakan bahwa mereka juga tidak terlibat dalam kepanitiaan dari acara penganugerahan tersebut,
Pihak TAT mengaku mereka hanya memberikan izin penyewaan ruangan rapat Suphannahong yang berlokasi di kantor pusat mereka bagi Universitas Mahachulalongkornrajavidyalaya.
TAT juga menegaskan bahwa selain penyewaan ruangan, mereka tak terlibat sedikitpun dalam acara tersebut.
Sama halnya dengan warganet di Thailand, TAT juga mengaku kaget saat Universitas Mahachulalongkornrajavidyalaya mencatut nama otoritas mereka di gelar tersebut.
Pada hari Kamis (10/10/2024), hal serupa dinyatakan oleh DoRA dan Universitas Mahachulalongkornrajavidyalaya.
Keduanya membantah sebagai panitia dari upacara penganugerahan tersebut.
Pihak DoRA juga telah meminta penyelenggara penghargaan, yang disebut subkomite kegiatan promosi Buddhisme, untuk segera menghapus segala pesan yang mengkaitkan nama mereka di event tersebut.
Sementara itu dari pihak Universitas Mahachulalongkornrajavidyalaya mengaku bahwa Subkomite Kegiatan Promosi Buddhisme tidak menggelar event tersebut.
(Tribunnews.com/Bobby)