Tolak Permintaan Israel, UNIFIL Tegaskan Tak Ingin Mundur: Keputusan Bulat untuk Tetap Bertahan
Juru bicara Pasukan Sementara PBB di Lebanon (UNIFIL) Andrea Tenenti menegaskan pasukannya tak akan meninggalkan Lebanon Selatan meski ditekan Israel.
Penulis: Farrah Putri Affifah
Editor: Wahyu Gilang Putranto
Hal tersebut dikonfirmasi oleh menteri luar negeri Indonesia, Retno Marsudi.
"Dalam serangan di menara Nakura, dua personel terluka dan mereka berasal dari Indonesia," kata Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dalam sebuah pernyataan, dikutip dari Al-Arabiya.
Retno dengan tegas mengutuk keras serangan tersebut.
“Indonesia mengutuk keras serangan tersebut,” katanya.
Ia juga mengatakan Israel telah melanggar hukum Internasional.
“Menyerang personel dan properti PBB merupakan pelanggaran berat terhadap Hukum Humaniter Internasional," tambahnya.
Tidak hanya menargetkan markas besar UNIFIL, tentara Israel juga menembaki dua posisi lain di dekatnya.
Serangan ini mengenai pintu masuk bunker tempat pasukan penjaga perdamaian berlindung di Ras Naqoura, di sepanjang pantai, dan merusak peralatan di stasiun relai yang lebih dekat ke perbatasan, dikutip dari The Washington Post.
Sebagai informasi, pasukan penjaga perdamaian PBB telah dikerahkan untuk berpatroli di perbatasan Lebanon dengan Israel sejak tahun 1978.
Mandat untuk operasi tersebut dikenal dengan sebutan Pasukan Sementara PBB di Lebanon atau UNIFIL, dikutip dari Asharq Al-Aawsat.
Mandat misi tersebut harus disesuaikan karena invasi Israel ke Lebanon pada tahun 1982 dan setelah penarikan Israel dari Lebanon pada tahun 2000.
Setelah perang tahun 2006, mandat tersebut diperluas dengan Resolusi 1701.
(Tribunnews.com/Farrah Putri)