Bak Seorang yang Tak Mau Kehilangan Kekasihnya, AS Kirim Pasukan Demi Bela Israel dari Iran
Amerika Serikat (AS) bakal segera mengirimkan pasukannya ke Israel untuk memperkuat "sahabatnya" itu dari serangan Iran.
Penulis: Whiesa Daniswara
Editor: Nanda Lusiana Saputri
TRIBUNNEWS.COM - Amerika Serikat (AS) akan segera mengirimkan pasukannya ke Israel.
Tak hanya itu, AS juga akan mengirimkan sistem antirudal ke Israel untuk memperkuat pertahanan dari serangan Iran.
Presiden AS Joe Biden mengatakan langkah itu dimaksudkan "untuk membela Israel", yang sedang mempertimbangkan kemungkinan pembalasan terhadap Iran setelah Teheran menembakkan lebih dari 180 rudal ke Israel pada 1 Oktober.
Juru bicara Pentagon, Mayjen Patrick Ryder menggambarkan pengerahan itu sebagai bagian dari "penyesuaian lebih luas yang telah dilakukan militer AS dalam beberapa bulan terakhir" untuk mendukung Israel.
Dikutip dari Reuters, Patrick Ryder juga mengatakan, hal tersebut dilakukan demi mempertahankan personel AS dari serangan Iran dan kelompok-kelompok yang didukung Iran.
Namun, pengerahan militer AS ke Israel jarang terjadi di luar latihan militer, mengingat kemampuan militer Israel sendiri.
Pasukan AS dalam beberapa bulan terakhir telah membantu pertahanan Israel dari kapal perang dan jet tempur di Timur Tengah ketika diserang Iran.
Akan tetapi, para pasukan AS ini ditempatkan dan bermarkas di luar Israel.
Kirim THAAD
Masih mengutip Reuters, AS mengirimkan Sistem Pertahanan Area Ketinggian Terminal Tinggi (THAAD) ke Israel untuk menangkal serangan udara Iran.
THAAD merupakan bagian penting dari sistem pertahanan udara berlapis milik militer AS dan melengkapi pertahanan antirudal Israel yang sudah tangguh.
Baca juga: Apa Itu THAAD? Sistem Pertahanan Rudal Canggih yang Dikirim oleh AS untuk Israel
Baterai THAAD biasanya memerlukan sekitar 100 pasukan untuk beroperasi.
Baterai ini memiliki enam peluncur yang dipasang di truk, dengan delapan pencegat pada setiap peluncur, dan radar yang kuat.
Iran meluncurkan rudal dan pesawat nirawak ke Israel pada bulan April.
Kemudian pada tanggal 1 Oktober, Iran menembakkan lebih dari 180 rudal balistik ke Israel di tengah meningkatnya pertempuran antara Israel dan Hizbullah yang didukung Iran di Lebanon.