Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Sekjen PBB Sebut Aksi Israel Serang UNIFIL Bisa Dikategorikan sebagai Kejahatan Perang

Sekjen PBB juga menyebutkan hal mendasar yang bisa dijadikan dalih pengkategorian serangan Israel sebagai kejahatan perang.

Penulis: Bobby W
Editor: Tiara Shelavie
zoom-in Sekjen PBB Sebut Aksi Israel Serang UNIFIL Bisa Dikategorikan sebagai Kejahatan Perang
AFP/ANGELA WEISS
Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres berbicara saat wawancara dengan AFP di markas besar PBB pada 16 September 2024 di New York City. pada Minggu malam (13/10/2024) Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres siap mengkategorikan aksi Israel yang menyerang Pasukan penjaga perdamaian di Lebanon (UNIFIL) sebagai tindakan 'Kejahatan Perang". 

TRIBUNNEWS.COM - Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) siap mengkategorikan aksi Israel yang menyerang Pasukan penjaga perdamaian di Lebanon (UNIFIL) sebagai tindakan 'Kejahatan Perang".

Hal ini disampaikan oleh Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres, pada Minggu malam (13/10/2024).

“Serangan terhadap penjaga perdamaian melanggar hukum internasional dan dapat dianggap sebagai kejahatan perang,” tulis Guterres dalam pernyataan yang disampaikan oleh juru bicaranya, Stephane Dujarric seperti yang dikutip Tribunnews dari IRNA.

Dujarric juga menyebutkan hal mendasar yang bisa dijadikan dalih pengkategorian serangan Israel sebagai kejahatan perang.

“Personel UNIFIL dan markasnya pada dasarnya tidak boleh menjadi sasaran (serangan),” kata Dujarric, merujuk pada aksi Israel menyerang pasukan internasional yang identik dengan ornamen seragam biru tersebut.

Dujarric juga menegaskan bahwa dari bukti-bukti di lapangan terlihat jelas bahwa tentara Israel secara sadar dan sengaja menyerang para anggota UNIFIL.

“Di dalam insiden yang sangat mengkhawatirkan yang terjadi hari ini (Minggu), pintu masuk posisi PBB juga sengaja dilanggar oleh kendaraan lapis baja Israel.”

Berita Rekomendasi

Setidaknya lima penjaga perdamaian terluka dalam serangan Israel di Lebanon selatan dalam beberapa hari terakhir.

Pada hari Sabtu, 40 negara yang berkontribusi pada misi penjaga perdamaian PBB di Lebanon mengeluarkan pernyataan bersama.

Semua negara anggota UNIFIL kompak mengecam serangan Israel terhadap misi perdamaian tersebut.

Negara-negara anggota UNIFIL juga meminta penyelidikan atas insiden-insiden itu.

Baca juga: Netanyahu Minta PBB Menarik UNIFIL dari Benteng Hizbullah dan dari Wilayah Pertempuran di Lebanon

Spanyol, Prancis, dan Italia telah mengecam serangan tersebut sebagai "tidak dapat dibenarkan."

Pada hari Jumat (11/10/2024), Presiden AS Joe Biden juga mengatakan bahwa ia telah mendesak Israel untuk menghentikan penargetan penjaga perdamaian.

Sementara itu, Turki menyatakan bahwa serangan Israel terhadap UNIFIL merupakan cerminan dari kebijakan pendudukan Netanyahu di Lebanon.

Peran penjaga perdamaian PBB sangat penting, terutama mengingat Israel berusaha memperluas perang di kawasan tersebut, kata Kementerian Luar Negeri Turki.

Paus Fransiskus Juga Kecam Serangan Israel terhadap UNIFIL

Tak hanya dikecam oleh para pemimpin negara di dunia, langkah Israel yang menyerang UNIFIL ini juga mendapatkan kecaman dari Paus Fransiskus.

Paus Fransiskus menunjukkan keprihatinannya tersebut dalam Pidato Angelus pada hari Minggu (13/10/2024).

Dalam pidato itu, ia menyerukan agar segera ada gencatan senjata di seluruh wilayah Timur Tengah dan meminta Israel untuk "menghormati" UNIFIL.

Berbicara dari jendela studi kepausan di istana, Paus menyampaikan pesannya kepada ribuan peziarah dan warga Roma yang berkumpul di Lapangan Santo Petrus.

"Saya terus mengikuti dengan khawatir apa yang terjadi di Timur Tengah, dan sekali lagi meminta gencatan senjata segera. Mari kita pilih jalur diplomasi dan dialog untuk mencapai perdamaian," kata Paus.

Paus Fransiskus dan Presiden Indonesia Joko Widodo (tidak terlihat) menghadiri pertemuan dengan otoritas Indonesia, masyarakat sipil, dan korps diplomatik di Istana Kepresidenan di Jakarta pada tanggal 4 September 2024. (Photo by WILLY KURNIAWAN / POOL / AFP)
Paus Fransiskus menghadiri pertemuan dengan otoritas Indonesia, masyarakat sipil, dan korps diplomatik di Istana Kepresidenan di Jakarta pada tanggal 4 September 2024. 

Paus menegaskan bahwa ia tidak memihak siapapun dalam konflik di Palestina dan menghormati semua negara yang terlibat.

Ia juga meminta Israel untuk menghormati semua pihak yang mendorong perdamaian, termasuk anggota UNIFIL yang mewakili PBB.

"Saya merasa dekat dengan semua masyarakat yang terlibat, baik di Palestina, Israel, maupun Lebanon. Oleh karena itu, saya meminta agar pasukan penjaga perdamaian PBB juga dihormati," ujarnya.

Paus Fransiskus juga menyatakan bahwa ia selalu mendoakan kedamaian bagi semua orang di Palestina, Israel, dan Lebanon.

"Saya berdoa untuk semua korban, untuk orang-orang yang mengungsi, dan untuk para sandera yang saya harap dapat segera dibebaskan. Saya berharap penderitaan yang disebabkan oleh kebencian dan dendam ini segera berakhir," tambah Paus.

(Tribunnews.com/Bobby)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas