Serukan Sanksi untuk Israel, Turki Desak Masyarakat Internasional Hentikan Dukungan: Perlu Diboikot
Turki mendesak masyarakat internasional untuk menghentikan semua dukungan terhadap Israel.
Penulis: Nuryanti
Editor: Wahyu Gilang Putranto
TRIBUNNEWS.COM - Menteri Luar Negeri Turki, Hakan Fidan, telah menyerukan sanksi terhadap Israel.
Hakan Fidan mendesak masyarakat internasional untuk menghentikan semua dukungan atas konflik di Timur Tengah.
“Kita telah mencapai batas kata-kata, diplomasi, dan politik internasional."
"Kita harus memulai dengan sanksi,” tegas Hakan Fidan, Selasa (15/10/2024), dilansir Al Jazeera.
Menlu Turki juga mengatakan kepada delegasi partai berkuasa pada sebuah pertemuan tentang Palestina, seraya menambahkan: “Israel perlu diboikot.”
Erdogan Kecam PBB
Sementara itu, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengecam PBB karena gagal mencegah Israel menembaki pasukan penjaga perdamaiannya di Lebanon selatan.
Setidaknya lima pasukan penjaga perdamaian UNIFIL telah terluka dalam beberapa hari terakhir saat pertempuran terjadi antara pasukan Israel dan militan Hizbullah di Lebanon.
Erdogan mengatakan, PBB juga harus disalahkan karena gagal memberi sanksi kepada Israel atas perangnya dengan Hizbullah di Lebanon dan Hamas di Gaza.
"Citra PBB yang tidak dapat melindungi personelnya sendiri memalukan dan mengkhawatirkan," kata Erdogan, Senin (14/10/2024), dikutip dari Arab News.
"Terus terang, kami bertanya pada diri sendiri apa yang ditunggu Dewan Keamanan (PBB) untuk menghentikan Israel."
Baca juga: Iran Peringatkan Israel: Jangan Bermain Api dan Bercanda dengan Kami
"Dapatkah Anda mempercayainya? Tank-tank Israel menembus zona UNIFIL, menyerang tentara penjaga perdamaian, bahkan melukai beberapa dari mereka, tetapi Dewan Keamanan PBB memutuskan untuk hanya menonton semua kriminalitas ini dari tempatnya — itulah yang kami sebut ketidakberdayaan," papar Erdogan.
Di sisi lain, PBB mengutuk serangan itu dengan Sekretaris Jenderal Antonio Guterres mengatakan bahwa itu "dapat merupakan kejahatan perang."
Guterres mengatakan, tentara Israel telah "sengaja menerobos" kompleks UNIFIL.
Namun, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada hari Minggu meminta Guterres untuk memindahkan pasukan penjaga perdamaian keluar dari "wilayah berbahaya."