Zelensky Ancam Gunakan Nuklir jika Tak Diberi Keanggotaan NATO, Sesalkan Sejarah ke Rusia
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengisyaratkan berupaya mendapatkan senjata nuklir jika tidak diberi keanggotaan NATO.
Penulis: Facundo Chrysnha Pradipha
Editor: Whiesa Daniswara
TRIBUNNEWS.COM - Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky tampaknya mengisyaratkan berupaya mendapatkan senjata nuklir jika tidak diberi keanggotaan NATO.
Zelenskyy mengatakan kepada para pemimpin Uni Eropa dalam pidatonya di Brussels bahwa Ukraina membutuhkan pencegah yang kuat terhadap Rusia.
"Ukraina akan memiliki senjata nuklir, yang akan berfungsi sebagai perlindungan, atau harus menjadi bagian dari semacam aliansi. Selain NATO, kami tidak mengetahui aliansi yang efektif seperti itu," katanya, seperti dikutip dari NZherald.
Ia menambahkan bahwa Donald Trump setuju rencana Zelensky bagi Ukraina untuk mencari senjata atom ketika kedua pemimpin berbicara di Amerika Serikat.
Ukraina mewarisi persenjataan nuklir terbesar ketiga di dunia, diperkirakan memiliki beberapa ribu hulu ledak, ketika Uni Soviet runtuh pada tahun 1991 tetapi, sebagai bentuk niat baik, menyerahkannya tiga tahun kemudian.
Meskipun Rusia telah mengancam akan menembakkan rudal nuklir ke Ukraina, ini adalah pertama kalinya Zelenskyy membahas pembangunan kemampuan serupa.
Ia mengatakan, merupakan suatu kesalahan bagi Ukraina untuk menyerahkan rudal nuklirnya pada tahun 1994 setelah menerima jaminan keamanan dari Rusia, Inggris dan AS, sebuah pandangan yang dianut oleh sebagian besar warga Ukraina.
"Siapa yang menyerahkan senjata nuklir mereka? Semuanya. Hanya Ukraina," katanya.
"Siapa yang berperang hari ini? Ukraina."
Kazakhstan dan Belarus juga menyerahkan senjata nuklir yang mereka warisi setelah runtuhnya Uni Soviet.
Ukraina memiliki empat pembangkit listrik tenaga nuklir dan majalah Jerman Bild mengutip seorang pejabat Ukraina yang mengkhususkan diri dalam pengadaan senjata yang mengatakan bahwa Kyiv dapat membangun rudal nuklir.
Baca juga: Perang Rusia-Ukraina Hari ke-968: Zelensky Minta Diundang Gabung NATO
"Kami punya bahannya, kami punya pengetahuannya. Jika perintah diberikan, kami hanya butuh beberapa minggu untuk memiliki bom pertama," katanya.
"Barat seharusnya tidak terlalu memikirkan garis merah Rusia dan lebih memikirkan garis merah kami."
Sumber-sumber di Ukraina sepakat bahwa, meskipun terdapat unsur kepura-puraan dan taktik nekat dalam pernyataan Ukraina, pernyataan tersebut tetap harus ditanggapi dengan serius.