Yahya Sinwar Sudah Punya Firasat Sebelum Meninggal, Sampaikan Pesan Terakhir soal Perjuangan Hamas
Sinwar juga dikatakan sedang mempersiapkan kematian saat menulis surat tersebut yang berisi tentang pesan perjuangan Hamas setelah dia meninggal
Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
Yahya Sinwar Sudah Punya Firasat Sebelum Meninggal, Sampai Pesan Terakhir soal Perjuangan Hamas
TRIBUNNEWS.COM - Seolah sudah memiliki firasat akan meninggal, mendiang pemimpin Hamas, Yahya Sinwar rupanya meninggalkan pesan terakhir soal kelanjutan perjuangan Hamas melawan pendudukan Israel saat dia berpulang.
Laporan itu dilansir RNTV, Senin (21/10/2024) yang menyatakan Yahya Sinwar menyampaikan pesan kepada pimpinan politik Hamas di luar Gaza tentang bagaimana kelompok itu harus melanjutkan setelah kematiannya.
Baca juga: Video Detik-Detik Kematian Yahya Sinwar Adalah Blunder Israel, Beginilah Cara Seorang Pahlawan Gugur
"Sebelum kematiannya dalam baku tembak dengan pasukan Israel di Rafah, dan setelah pembunuhan pemimpin lama Hizbullah Hassan Nasrallah, pemimpin Hamas Yahya Sinwar menyampaikan pesan kepada pimpinan politik Hamas di luar Gaza tentang bagaimana kelompok itu harus melanjutkan (perjuangan) setelah kematiannya," tulis laporan tersebut.
"Pesan Sinwar, yang diyakini dikirim antara awal September atau awal Oktober, menyampaikan kepada pimpinan Hamas kalau mereka kemungkinan akan menghadapi tekanan lebih besar untuk berkompromi (negosiasi pertukaran sandera demi gencatan senjata) tetapi seharusnya tidak – menurut mediator Arab yang dikutip oleh The Wall Street Journal," tambah laporan tersebut.
Baca juga: Kematian Sinwar, Israel Makin Benci Sekjen PBB, China Serukan Gencatan Senjata, Rusia Cemaskan Gaza
Mempersiapkan Kematian
Yahya Sinwar juga dikatakan sedang mempersiapkan kematian saat menulis surat tersebut.
Ia memberi tahu anggota Hamas kalau Israel kemungkinan akan menawarkan konsesi untuk mengakhiri agresinya di Jalur Gaza setelah ia berpulang.
Sinwar mengatakan kepada para anggota kalau Hamas akan berada dalam posisi yang lebih kuat dalam negosiasi setelah kematiannya.
Dia juga merekomendasikan agar mereka, anggota Hamas, menunjuk dewan pemimpin untuk mengelola transisi setelah kematiannya.
Setelah menjadi target nomor satu Israel setelah peristiwa 7 Oktober; Sinwar menghindari semua upaya Pendudukan Israel, Amerika Serikat, dan sekutunya untuk menghubunginya.
Yahya Sinwar menggunakan surat tulisan tangan untuk berkomunikasi dengan orang lain, dan hanya mempercayai beberapa angka rahasia.
Di awal perang, mediator Arab menawarkan Sinwar jalan aman keluar dari Jalur Gaza, sebagai imbalan atas keputusan Mesir untuk mengambil alih komando negosiasi atas nama Hamas.
Sinwar menolak dan berkata: “Saya tidak dikepung, saya berada di tanah Palestina.”
Israel Buka Peluang Negosiasi Gencatan Senjata
Prediksi Yahya Sinwar kalau Israel akan kembali membuka negosiasi gencatan senjata setelah dia terbunuh, sepertinya mulai terbukti.