Yahya Sinwar Sudah Punya Firasat Sebelum Meninggal, Sampaikan Pesan Terakhir soal Perjuangan Hamas
Sinwar juga dikatakan sedang mempersiapkan kematian saat menulis surat tersebut yang berisi tentang pesan perjuangan Hamas setelah dia meninggal
Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
Laporan Khaberni, Senin (21/10) menyatakan kalau asa menghidupkan kembali perundingan gencatan senjata di Jalur Gaza muncul ketika kepala Shin Bet mengunjungi Kairo dan bertemu dengan kepala intelijen Mesir pada hari Minggu.
Media Israel melaporkan kalau kepala Shin Bet berdiskusi dengan kepala intelijen Mesir mengenai dimulainya kembali negosiasi tahanan.
Kepala Shin Bet mengatakan kepada kepala intelijen Mesir bahwa ada peluang untuk menghidupkan kembali negosiasi, menurut apa yang dilaporkan oleh situs Axios.
Pemerintah Israel menolak beberapa upaya Amerika Serikat, sekutu utama dan pendukung militer Israel, untuk menengahi gencatan senjata di Gaza dan Lebanon.
Perbedaan Penting
Perundingan untuk mencapai gencatan senjata tersendat dalam beberapa pekan terakhir karena perbedaan pendapat, terutama mengenai jalur perbatasan antara Jalur Gaza dan Mesir, yang dikenal sebagai “Koridor Philadelphia,” dan jumlah tahanan Palestina yang dapat dibebaskan dengan imbalan pembebasan tahanan Israel.
Netanyahu bersikeras untuk mempertahankan pasukan Israel di jalur perbatasan, sementara Hamas bersikeras untuk menarik Israel sepenuhnya dari Jalur Gaza
Jasad Sinwar Jadi Alat Negosiasi
Seorang pejabat Israel yang dikutip oleh media Ibrani mengungkapkan apa yang akan dilakukan Pendudukan Israel terhadap jenazah pemimpin Hamas Yahya Sinwar.
Pejabat itu mengatakan kepada "The Times of Israel" kalau mereka berencana untuk menggunakan jasad Sinwar sebagai "alat tawar-menawar lain" dalam kesepakatan pertukaran tahanan dengan Hamas di Gaza.
“Kami akan menggunakan berbagai cara untuk menekan Hamas, baik secara militer maupun diplomatik,” kata pejabat itu.
Baca juga: Video Detik-Detik Kematian Yahya Sinwar Adalah Blunder Israel, Beginilah Cara Seorang Pahlawan Gugur
Ikat Luka di Tangan Pakai Kabel
Sebelumnya, direktur lembaga forensik nasional Israel, Dr. Chen Kugel, mengungkapkan rincian baru tentang kematian Sinwar minggu lalu.
Kugel, dalam sebuah wawancara dengan New York Times, mengatakan kalau Yahya Sinwar terbunuh dengan luka tembak di kepala.
Ia menambahkan, pecahan peluru, baik dari rudal atau peluru tank, mengenai lengan Sinwar.
Luka ini mengakibatkan pendarahan yang ia coba atasi dengan mengikatkan kabel listrik di sekelilingnya, seperti yang terlihat dalam foto-foto yang dipublikasikan.
Sinwar berjuang hingga akhir hanyatnya, terpaksa menggunakan tangan kiri bahkan untuk menghalau drone tempur Israel yang mendekat.