Reaksi Faksi Perlawanan Palestina usai Israel Bunuh Senior Hizbullah Hashem Safieddine
Faksi-faksi Palestina mengirimkan doa dan ucapan belasungkawa atas kematian Ketua Dewan Eksekutif Hizbullah Hashem Safieddine akibat serangan Israel.
Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Whiesa Daniswara
Sayap militer Front Populer untuk Pembebasan Palestina, Brigade Martir Abu Ali Mustafa mengatakan kematian Hashem Safieddine tidak akan melemahkan faksi-faksi perlawanan.
“Penargetan berbahaya terhadap pemimpin besar Hashem Safieddine dan rakyat kami di Lebanon tidak akan melemahkan tekad kami. Meskipun kehilangan besar dan rasa sakit yang luar biasa karena kehilangan para pemimpin seperti itu, penderitaan ini hanya akan meningkatkan tekad dan ketabahan kita dengan terus menempuh jalan para martir," katanya.
Fatah Al-Intifada
Gerakan Fatah Al-Intifada, sebuah organisasi Palestina yang memisahkan diri dari gerakan Fatah, menyatakan solidaritas mutlak dan kedudukan penuh sebagai satu kesatuan dengan Hizbullah dan perlawanan Islam di Lebanon sebagai saudara terkasih, saudara sedarah dan perjuangan, seperti diberitakan Al Quds.
Sejak 8 Oktober 2023, Hizbullah mendukung perlawanan Palestina, Hamas, dan terlibat pertempuran dengan Israel di perbatasan Lebanon selatan dan Israel utara, wilayah Palestina yang diduduki.
Hizbullah bersumpah akan berhenti menyerang Israel jika Israel dan Hamas mencapai kesepakatan gencatan senjata di Jalur Gaza.
Selain Jalur Gaza, Israel memperluas serangannya ke Lebanon selatan sejak Senin (23/9/2024), dengan dalih menargetkan Hizbullah.
Jumlah Korban di Jalur Gaza
Saat ini, Israel yang didukung Amerika Serikat dan sejumlah negara Eropa, masih melancarkan agresinya di Jalur Gaza.
Jumlah kematian warga Palestina meningkat menjadi lebih dari 42.792 jiwa dan 100.412 lainnya terluka sejak Sabtu (7/10/2023) hingga Kamis (24/10/2024), dan 1.147 kematian di wilayah Israel, dikutip dari Anadolu Agency.
Sebelumnya, Israel mulai membombardir Jalur Gaza setelah gerakan perlawanan Palestina, Hamas, meluncurkan Operasi Banjir Al-Aqsa pada Sabtu (7/10/2023), untuk melawan pendudukan Israel dan kekerasan di Al-Aqsa sejak tahun 1948.
Israel mengklaim, ada 101 sandera yang hidup atau tewas dan masih ditahan Hamas di Jalur Gaza, setelah pertukaran 105 sandera dengan 240 sandera Palestina pada akhir November 2023.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Berita lain terkait Konflik Palestina vs Israel