Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Badai Tropis Tami Hantam Filipina, Kota-kota Terendam, 40 Tewas, Puluhan Ribu Mengungsi 

Badai Tropis Tami dan menyebabkan sejumlah kota Filipina terendam, 40 orang dilaporkan tewas dan puluhan ribu warga harus mengungsi.

Penulis: Choirul Arifin
zoom-in Badai Tropis Tami Hantam Filipina, Kota-kota Terendam, 40 Tewas, Puluhan Ribu Mengungsi 
Xinhua/Philippine Times
Tim penyelamat mengevakuasi warga dari banjir akibat Badai Tropis Trami di Provinsi Camarines Sur, Filipina pada Kamis, 24 Oktober 2024. Sebanyak 40 orang tewas dan puluhan ribu mengungsi akibat badai ini. 

Kantor-kantor pemerintah dan sekolah-sekolah di Pulau Luzon yang merupakan pulau utama di Filipina tetap tutup pada hari ini, 25 Oktober 2024.

Pemerintah Filipina masih mengeluarkan peringatan gelombang badai di sepanjang pantai barat, dengan potensi gelombang setinggi dua meter.

Pakar badan cuaca Jofren Habaluyas mengatakan kepada AFP bahwa provinsi Batangas telah mengalami “hujan selama dua bulan”, atau 391,3 mm, pada tanggal 24 dan 25 Oktober.

Penghitungan resmi yang dirilis pada tanggal 24 Oktober melaporkan 193.000 orang dievakuasi akibat banjir yang mengubah jalan-jalan menjadi sungai dan mengubur sebagian kota dalam sedimen vulkanik mirip lumpur yang lepas akibat badai.

Banjir akibat Badai Tropis Tami
Sebuah truk melintas di jalan yang kebanjiran di Kota Quezon, Filipina, Kamis 24 Oktober 2024. Badai Tropis Trami yang terus melanda Filipina menyebabkan 40 orang tewas dan puluhan ribu warga mengungsi.

Banyak dari mereka berada di wilayah Bicol, di mana lebih dari 30.000 orang mengungsi pada tanggal 23 Oktober saja karena banjir yang “sangat tinggi”.

Tim penyelamat di kota Naga dan kotamadya Nabua menggunakan perahu untuk menjangkau warga yang terdampar di atap rumah, banyak dari mereka mencari bantuan melalui postingan Facebook.

Di Kota Lemery, Batangas, seperti dikutip AFP, sekitar 97 km selatan Manila, sebuah rumah sakit terpaksa menolak pasien karena bangsal dan ruang gawat daruratnya kebanjiran.

BERITA REKOMENDASI

Dan pencarian seorang nelayan yang hilang yang kapalnya tenggelam di perairan provinsi Bulacan sebelah barat Manila masih ditangguhkan pada 25 Oktober karena arus yang kuat, kata kantor bencana setempat.

Sekitar 20 badai besar dan topan melanda Filipina atau perairan sekitarnya setiap tahun, merusak rumah dan infrastruktur serta menewaskan puluhan orang.

Namun penelitian baru-baru ini menunjukkan bahwa badai di kawasan Asia-Pasifik semakin banyak terjadi di dekat garis pantai, semakin intensif dan berlangsung lebih lama di daratan akibat perubahan iklim.

 

 


Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas