Dokumen Teknis Jet KF-21 Kolaborasi Korea Selatan-Indonesia Bocor di Telegram, Ada 'Orang Dalam'?
saluran Telegram tersebut mengklaim memiliki 'kontak orang dalam' di militer Korea Selatan dan Badan Pengembangan Pertahanan
Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
![Dokumen Teknis Jet KF-21 Kolaborasi Korea Selatan-Indonesia Bocor di Telegram, Ada 'Orang Dalam'?](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/Jet-tempur-KF-21-hasil-pengembangan-bersama-Indonesia-dan-Korea-Selatan.jpg)
Korea Aerospace Industries [KAI] juga bertujuan untuk memasarkan KF-21 “Boramae” kepada pembeli internasional setelah memenuhi persyaratan Angkatan Udara Republik Korea.
![Prototipe jet tempur kursi tunggal (single-seater) KF-21](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/prototipe-kf-21-ok___.jpg)
Bikin AS Pikir-pikir dan Bisa Balik Badan
Penyelidikan atas dugaan kebocoran data rahasia di Telegram telah menimbulkan kekhawatiran tentang dampak potensial pada kerja sama militer AS-Korea Selatan.
AS bahkan bisa sepihak membalik badan dan membatalkan kerja sama militer, khusunya dalam pengembangan pesawat tempur.
Laporan menunjukkan, informasi yang terkait dengan jet tempur KF-21 dan latihan militer bersama antara kedua negara bisa dibocorkan ke pihak lain.
Hal ini telah menyebabkan pertanyaan tentang keamanan protokol berbagi intelijen dan apakah kerentanan dalam sistem Korea Selatan dapat menimbulkan risiko untuk operasi kolaboratif.
Sebagai tanggapan, pejabat pertahanan AS dapat meninjau kembali perjanjian berbagi data untuk memastikan keamanan yang lebih ketat, menekankan perlunya keamanan siber yang ditingkatkan dan prosedur pemeriksaan yang lebih ketat untuk informasi sensitif.
Insiden itu juga menyoroti implikasi potensial bagi kontraktor pertahanan AS yang bekerja dengan mitra Korea Selatan.
Sebagai pengembang utama KF-21 dan KUH-1, KAI telah menjalin beberapa kolaborasi dengan perusahaan pertahanan Amerika.
Mengingat kemungkinan ancaman 'orang dalam', kontraktor AS mungkin menuntut standar keamanan yang lebih tinggi ketika bekerja dengan subkontraktor Korea Selatan.
Ini dapat mencakup pemeriksaan latar belakang yang lebih ketat, protokol cybersecurity yang ditingkatkan, dan peningkatan pengawasan dalam proyek pertahanan bersama.
Diskusi antara otoritas AS dan Korea Selatan dilaporkan berfokus pada penetapan pedoman keamanan yang lebih jelas untuk kolaborasi pertahanan di masa depan untuk melindungi teknologi sensitif.
"Ketegangan keuangan pada proyek KF-21, yang diperburuk oleh berkurangnya dana Indonesia, juga dapat mempengaruhi hubungan pertahanan AS-Korea Selatan. Meskipun Korea Selatan tetap bertekad untuk memenuhi tenggat waktu 2026, kekurangan anggaran dapat membatasi kapasitas negara untuk mendukung proyek-proyek pertahanan besar lainnya," tulis ulasan BM.
Situasi ini dapat menyebabkan ketergantungan yang lebih besar pada sumber daya militer Amerika untuk keamanan regional, mendorong AS untuk mempertimbangkan dukungan teknis tambahan atau memperluas inisiatif pertahanan bersama.
Langkah-langkah tersebut dapat membantu mengurangi risiko keuangan bagi Korea Selatan sambil memastikan bahwa mereka tetap menjadi mitra yang kuat dalam menjaga stabilitas di kawasan Asia-Pasifik.
![Jet tempur KF-21 Boramae buatan Korea Selatan uji coba terbang.](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/kf-21-boramae-buatan-korea-selatan.jpg)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.