Dokumen Teknis Jet KF-21 Kolaborasi Korea Selatan-Indonesia Bocor di Telegram, Ada 'Orang Dalam'?
saluran Telegram tersebut mengklaim memiliki 'kontak orang dalam' di militer Korea Selatan dan Badan Pengembangan Pertahanan
Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
Kemampuan Korea Selatan untuk mengembangkan pesawat canggih seperti KF-21 dan KUH-1 memainkan peran penting dalam mendukung kepentingan strategis AS.
Dengan berinvestasi dalam teknologi pertahanan domestik, Korea Selatan membantu mendistribusikan beban menjaga keamanan regional.
Pergeseran ini dapat memungkinkan Amerika Serikat untuk mengalokasikan sumber dayanya lebih efisien di seluruh Asia-Pasifik.
Selain itu, kemajuan Korea Selatan di sektor kedirgantaraan menandakan tren yang lebih luas di antara sekutu AS di kawasan itu, yang mencerminkan kemampuan yang berkembang untuk menghasilkan sistem pertahanan yang canggih.
Ketika Korea Selatan terus meningkatkan industri pertahanan domestiknya, ia berkontribusi pada lingkungan keamanan yang lebih stabil dan seimbang di Asia Timur, kata laporan BM.
"Perkembangan ini tidak hanya sejalan dengan kepentingan AS tetapi juga menggarisbawahi nilai hubungan AS-Korea Selatan yang kuat. Dengan sekutu yang lebih mampu di Korea Selatan, AS dapat secara efektif mengelola ancaman yang muncul dan mempertahankan dinamika kekuatan yang stabil di kawasan itu, memastikan perdamaian dan keamanan jangka panjang," tutup kesimpulan situs militer BM dalam ulasannya.
Sempat Tahan Insinyur Indonesia
Terkait pengamanan proyek pengembangan pesawat ini, Pemerintah Korea Selatan sempat menahan kepulangan sejumlah insinyur asal Indonesia untuk pulang ke tanah air pada Februari silam.
Diketahui, insinyur asal Indonesia tersebut tercatat sebagai karyawan di Korea Aerospace Industries (KAI).
Mereka telah dicegah untuk meninggalkan Korea Selatan karena diduga mencoba membocorkan data tentang teknologi pesawat KF-21 Fighter.
Dikutip Tribunnews dari Korea Herald, KAI telah melaporkan karyawan-karyawan tersebut ke bagian Administrasi Program Akuisisi Pertahanan (DAPA) pada bulan lalu.
Pelaporan ini dilakukan setelah adanya kecurigaan terkait upaya melakukan kebocoran data rahasia KAI.
Pihak DAPA yang terafiliasi secara publik dengan Kementerian Pertahanan Korea tersebut kemudian menyatakan bahwa para insinyur asal Indonesia tersebut sementara ini akan ditahan agar tidak bisa keluar dari Korea Selatan.
Para karyawan KAI asal Indonesia tersebut akan menjalani penyelidikan guna menentukan apakah informasi yang diduga dibawa oleh mereka termasuk rahasia militer.
Karyawan asal Indonesia tersebut juga diselidiki oleh tim gabungan yang terdiri dari Komando Kontra-Intelijen Pertahanan dan Badan Intelijen Korea Selatan, menurut pernyataan Komando Kontra-Intelijen Pertahanan pada hari Jumat (2/2/2024).